WASHINGTON (Arrahmah.com) – Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan administrasi Trump akan memberi sanksi pada Menteri Kehakiman dan Menteri Dalam Negeri Turki atas penahanan Andrew Craig Brunson (50).
Pemerintahan Trump mengatakan Abdulhamit Gul dan Suleyman Soylu, keduanya memainkan peran utama dalam organisasi yang bertanggung jawab atas penangkapan dan penahanan Brunson. Departemen Keuangan AS mengumumkan akan memblokir semua properti milik Gul dan Soylu yang mereka simpan di tanah AS.
Gul, mengatakan pada Rabu (1/8/2018) bahwa dia tidak menyimpan uang di Amerika Serikat dan meragukan pembekuan aset oleh Depkeu AS mempengaruhinya.
“Saya tidak punya mimpi lain selain hidup dan mati di negara ini. Saya tidak memiliki properti atau uang di luar Turki, baik itu AS atau negara lain,” ungkap Gul melalui Twitter.
Andrew Brunson, yang memimpin sebuah gereja Protestan di kota Aegean, Izmir, berada di pusat salah satu pertengkaran diplomatik paling pahit antara sekutu NATO.
Brunson minggu lalu dimasukkan ke tahanan rumah setelah hampir dua tahun dipenjara. Tetapi krisis ini telah meningkat dan bukannya mereda, dimana para pejabat AS geram karena Brunson tidak diizinkan meninggalkan Turki.
Sebelumnya pada Rabu (1/8), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintahnya tidak akan mundur dan mungkin “pergi dengan caranya sendiri” jika AS menjatuhkan sanksi.
“Kami tidak akan menyambut untuk jenis bahasa yang mengancam ini,” kata Erdogan kepada wartawan di Ankara.
“Tidak mungkin bagi kami untuk menerima bahwa Amerika, dengan mentalitas Zionis, dan menggunakan bahasa penuh ancaman semacam ini,” tambah Erdogan.
Komentar Erdogan datang setelah tokoh-tokoh senior dari minoritas agama Turki mengeluarkan pernyataan bersama pada Rabu (1/8) menyangkal bahwa ada tekanan terhadap pengikut mereka.
Patriark Ortodoks Yunani Bartholomew I dari Konstantinopel, Wakil Patriark Turki Armenia Uskup Besar Aram Atesyan dan Kepala Rabbi Turki Ishak Haleva menandatangani deklarasi di antara para pemimpin minoritas lainnya, Hurriyet melaporkan pada hari yang sama (1/8).
“Kami mempraktikkan keyakinan dan ibadah kami sesuai dengan tradisi kami secara bebas,” katanya.
Wakil Presiden Mike Pence mengatakan pekan lalu bahwa Brunson adalah “korban penganiayaan agama” tetapi Erdogan bersikeras bahwa Turki tidak memiliki “masalah sekecil apapun terhadap minoritas agama”.
Baik Pence dan Brunson adalah orang Kristen evangelis. Gereja Izmir Brunson berafiliasi dengan Gereja Presbyterian Injili yang berbasis di Orlando (EPC).
Brunson menghadapi hukuman 35 tahun penjara jika dinyatakan bersalah atas tuduhan bertindak atas nama dua kelompok yang dianggap oleh Turki sebagai teroris – gerakan yang dipimpin oleh pendeta Muslim yang bermarkas di AS Fethullah Gulen yang Ankara katakan berada di balik tawaran kudeta 2016 dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Dia juga dituduh melakukan spionase untuk tujuan politik atau militer. Brunson menolak semua klaim terhadap dirinya sementara para pejabat AS bersikeras dia tidak bersalah atas semua tuduhan tersebut.
Pengadilan pada Selasa (31/7) menolak sebuah petisi yang diajukan oleh pengacara Brunson yang meminta kliennya dibebaskan. Sidang berikutnya dalam kasusnya adalah pada 12 Oktober. (Althaf/arrahmah.com)