TEL AVIV (Arrahmah.com) – Polisi ‘Israel’ pada Rabu (25/7/2018) menangkap saudara perempuan Syekh Raed Salah, pemimpin Gerakan Islam di ‘Israel’, bersama dengan putri dan menantunya setelah meninggalkan Masjid Al-Aqsha.
Muntaha Amara, keponakan Syaikh Salah, mengatakan kepada Anadolu bahwa ketika dia melihat polisi ‘Israel’ merekam dia bersama keluarganya dan sekelompok wanita Palestina lainnya di Bab Al-Rahma (sebelah timur Masjid Al-Aqsha).
Amara menambahkan bahwa mereka tidak melakukan apa pun untuk mengganggu ketertiban umum, sebagaimana yang dikklaim polisi ‘Israel’. Mereka hanya duduk, menunaikan shalat dan membaca Al Quran, sebelum melintasi daerah itu.
Dia membenarkan bahwa selama razia pagi, seorang pemukim Yahudi mengeluh pada polisi ‘Israel’ dan mengatakan kepada mereka: “Anda harus menangkap para wanita ini. Ini adalah wilayah kita.”
Muntaha Amara menjelaskan bahwa pasukan polisi yang beroperasi di Bab Al-Majlis (salah satu pintu Masjid Al-Aqsha) menahannya selama satu jam. Mereka kemudian membebaskannya tanpa syarat atau larangan.
Polisi ‘Israel’ menjelaskan bahwa penahanannya didalihi “mengganggu ketertiban umum dan menciptakan kerusuhan.” Dia mengatakan polisi juga menangkap beberapa wanita lain pada saat yang bersamaan.
Polisi ‘Israel’ juga menangkap Nahida Abu Shakra (65) dan Fatima Kilani, saudara ipar Muntaha Amara, saat mereka meninggalkan Bab Al-Huta hari ini (26/7). Polisi membawa mereka ke kantor polisi Qishlah di sebelah barat Yerusalem di mana mereka ditahan sampai pukul 14:40 GMT.
Amara memanggil semua penduduk Palestina dari wilayah Palestina yang diduduki dan kota Yerusalem untuk pergi ke Bab Al-Rahma, menolak para pemukim yang mengklaim daerah itu.
Jumlah pemukim yang menyerang Masjid Al-Aqsha telah meningkat baru-baru ini, terutama sejak polisi ‘Israel’ mencegah warga Palestina berkemah di sana.
Terlepas dari pembatasan yang diberlakukan oleh ‘Israel’, beberapa orang Palestina membersihkan area Bab Al-Rahma dan melakukan sejumlah aktivitas Ramadhan di sana. (Althaf/arrahmah.com)