JAKARTA (Arrahmah.com) – Di aplikasi pesan WhatsApp viral kabar bahwa ada ikan laut komoditas sardin yang mengandung polutan berbentuk seperti telur. Dalam pesan berantai itu disebutkan bahwa ‘telur’ tersebut adalah racun logam berat yang bila termakan dapat menyebabkan tumor kanker dan autisme pada anak.
Disertakan juga gambar seorang pria dengan kondisi kulit kering tampak bersisik di seluruh tubuhnya.
Apa benar demikian?
Berdasarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai otoritas yang berwenang terhadap pengawasan keamanan produk hasil perikanan menyatakan, informasi tersebut tidak benar alias hoax.
Ada penjelasan rinci terkait informasi dari KKP, yang dikeluarkan pada 1 November 2017.
Jenis ikan
jenis ikan yang saat ini ramai diberitakan adalah bukan di Indonesia ataupun berasal dari perairan Indonesia. Ikan Sardin jenis tersebut diketahui berasal dari kelompok Family Clupeidae.
Dilansir dari situs Encyclopedia Britannica, Sabtu (4/11/2017), kelompok ikan Sarden Family Clupeida punya habitat di Australia, Jepang, dan perairan di Amerika bagian utara dan selatan.
Namun, dilihat dari bentuknya tidak mirip dengan ikan Siro (Amblygaster sirm) maupun Ikan Lemuru (Sardinella lemuru), yang menjadi bahan sardin kalengan atau ikan asin yang terdapat di Indonesia.
Benda mirip telur atau kristal
Pada kasus Ikan Sardin yang ramai diberitakan, benda mirip telur atau kristal di dalam perut makanan Ikan Sardin kaleng, yang dianggap tumor atau kanker berbahaya tersebut merupakan Glugea sardinellensis (sejenis protozoa).
Glugea mampu membuat sel-sel di sekelilingnya menyerupai bola untuk membentuk perisai. Sel berbentuk telur ini dapat tumbuh hingga ukuran 1-18 mm, yang disebut dengan Xenoma.
Ketika ikan terus tumbuh dalam kelompok besar, Glugea akan menyebar lebih banyak. Jadi, benda mirip telur atau kristal tersebut bukan diakibatkan kandungan logam berat, sebagaimana yang diberitakan.
Tidak menginfeksi
Parasit ini tidak menginfeksi pada manusia dan tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Tentunya, jika terlebih dahulu dibersihkan, dicuci, dan direbus dengan benar.
Glugea sebenarnya bukanlah penyakit aneh, langka, atau pun berbahaya sehingga tidak perlu dihindari.
Sementara itu, spesialis kulit Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK ikut berkomentar bahwa gambar yang disertakan dalam pesan kemungkinan besar bukan pasien kanker kulit. Umumnya kanker kulit tidak langsung menyebar luas di seluruh tubuh.
“Kalau melihat foto kemungkinan itu adalah alergi. Bisa alergi dari sesuatu yang dimakan atau reaksi alergi iritasi terhadap bahan yang bersentuhan dengan kulit,” ujar dr Dharma, sebagaimana dilansir Detik.com.
“Tetap untuk memastikannya harus jelas riwayatnya dan diperiksakan langsung ke dokter,” pungkas dokter yang sehari-hari praktik di D&I Skin Centre Denpasar ini.
(ameera/arrahmah.com)