DAMASKUS (Arrahmah.com) – Damaskus akan “membebaskan semua provinsi Suriah, tidak peduli siapa yang mengendalikan mereka,” kata Asad, sebagaimana dikutip oleh Kantor Berita Syrian Arab pada Selasa (10/7/2018).
“Proses rekonstruksi pasca perang Suriah adalah prioritas terbesar kami, dan kami akan terlibat dalam pemulihan ekonomi nasional bersama operasi anti-teroris yang sedang berlangsung,” tambahnya.
Asad menunjuk kembalinya para pengungsi yang meninggalkan negara itu selama perang sebagai masalah mendesak lainnya.
Diktator tersebut menekankan perlunya “dialog antara seluruh kubu Suriah di semua tingkatan,” yang seharusnya mengarah pada “perjanjian nasional”. Asad menuduh kekuatan Barat dan AS secara khusus “menghalangi aktivasi proses politik” di negara yang dilanda perang itu.
Perang tujuh tahun di Suriah telah memiliki dampak yang parah pada perekonomian negara. Pada bulan Mei, Asad memperkirakan bahwa negara itu mungkin membutuhkan hingga $ 400 miliar dan lebih dari satu dekade untuk membangun kembali negaranya.
Dalam sebuah wawancara dengan media Rusia bulan lalu, Asad menekankan bahwa Damaskus ‘tidak membutuhkan peran Barat dalam pembangunan kembali Suriah, karena Barat cenderung bertindak seperti pemangsa’. (Althaf/arrahmah.com)