ANKARA (Arrahmah.com) – Sebanyak 22 kepala negara akan menghadiri upacara pelantikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Kompleks Presiden, Senin (9/7/2018), kata sumber kepresidenan.
Wakil presiden, politisi, birokrat dan menteri dari berbagai negara juga hadir dalam upacara tersebut, kata sumber-sumber dengan syarat anonimitas karena pembatasan berbicara dengan media, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Sehari menjelang pelantikan, Erdogan menyatakan bahwa negara berpenduduk 80 juta orang itu telah memasuki “era baru”.
Erdogan telah mendominasi politik Turki selama lebih dari 15 tahun, dengan mula-mula sebagai perdana menteri dan sejak 2014 sebagai presiden.
Dia terpilih kembali pada 24 Juni lalu dengan meraih 52,5 persen suara dalam pemilu. Pemilu yang membuat Erdogan berkuasa kembali ini merupakan pemilu bersejarah karena di bawah sistem baru, yakni presidensial sesuai amanat referendum tahun 2017.
Setelah resmi dilantik, Erdogan akan menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sistem presidensial akan membuat jabatan perdana menteri dihilangkan dan parlemen secara otomatis akan kehilangan sebagian besar kekuasaannya.
“Turki memulai era baru dengan upacara (pengambilan) sumpah presiden,” kata Erdogan pada Ahad (8/7), sebagaimana dikutip Radio Free Europe.
Erdogan akan mengumumkan kabinet pada Senin malam. Ia berjanji akan mengurangi anggota kabinetnya menjadi 16 dari lebih dari 20. Pada Sabtu, ia juga mengatakan akan mengatasi tingkat suku bunga tinggi, inflasi, dan defisit neraca berjalan yang lebar.
“Kami akan membawa negara kami lebih jauh dengan menyelesaikan masalah struktural ekonomi kami,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)