DARAA (Arrahmah.com) – Ribuan pengungsi Suriah mulai kembali ke rumah mereka pada Sabtu (7/7/2018) setelah oposisi dan rezim Asad mencapai kesepakatan gencatan senjata di selatan menyusul lebih dari dua pekan pemboman mematikan, lansir Al Arabiya.
Berdasarkan perjanjian yang diumumkan Jumat setelah pembicaraan antara oposisi dan rezim Asad, para pejuang oposisi akan menyerahkan wilayah dan senjata berat di provinsi Daraa dekat perbatasan Yordania.
Serangan rezim yang didukung Rusia itu telah menyebabkan sekitar 320.000 orang sejak 19 Juni, kata PBB, termasuk puluhan ribu orang yang melarikan diri ke selatan ke perbatasan tertutup dengan Yordania.
Kedua pihak menyelesaikan perjanjian gencatan senjata, kata kelompok pengawasan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
“Orang-orang sudah mulai kembali ke rumah mereka sejak kemarin, mengambil keuntungan dari ketenangan,” kata Kepala Observatory Rami Abdel Rahman.
“Lebih dari 20.000 orang telah berangkat ke rumah sejauh ini, menuju daerah-daerah di mana sebuah kesepakatan telah dicapai di pedesaan Daraa tenggara,” katanya.
Tetapi yang lain “takut untuk kembali ke daerah yang dikuasai rezim, takut anak-anak mereka akan ditangkap,” kata Abdel Rahman.
Perjanjian itu mengikuti serangkaian kesepakatan serupa dengan pemberontak untuk wilayah lain Suriah, yang telah melihat rezim merebut kembali lebih dari 60 persen dari negara itu, menurut Observatorium.
Pengambilalihan pemerintah atas Daraa itu disebut menjadi kemenangan simbolis bagi Presiden Suriah Bashar Asad karena provinsi itu adalah tempat permulaan pemberontakan terhadapnya tujuh tahun lalu yang menyebabkan perang Suriah.
Lebih dari 150 warga sipil meninggal duniadalam kampanye pemboman rezim di Daraa sejak 19 Juni, kata Observatorium.
Berdasarkan kesepakatan pada Jumat, pemberontak diharapkan menyerahkan senjata berat mereka, sementara mereka yang menolak perjanjian itu akan dikendarai dengan keluarga mereka ke provinsi Idlib yang dikuasai oposisi, kata media pro rezim.
Pasukan pemerintah juga akan mengambil alih “semua pos pengamatan di sepanjang perbatasan Suriah-Yordania”, katanya Jumat, beberapa jam setelah rezim mendapatkan kembali kendali atas penyeberangan perbatasan vital Nassib dengan Yordania.
Lebih dari 350.000 orang meninggal dunia dan jutaan orang mengungsi sejak perang Suriah dimulai pada tahun 2011 dengan tindakan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
(fath/arrahmah.com)