WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dana Moneter Internasional (IMF) pada Jumat (29/6/2018) menyetujui pinjaman Mesir sebesar $ 2 miliar, sehingga total pinjaman saat ini menjadi lebih dari $ 8 miliar.
Dewan IMF menyetujui pencairan $ 2 miliar berdasarkan perjanjian bantuan yang ditandatangani pada November 2016 untuk mendukung program reformasi ekonomi Kairo, yang mana pemberi pinjaman yang berkantor pusat di Washington telah berulang kali dipuji.
Sejak itu, Mesir telah memberlakukan langkah-langkah penghematan yang keras dan mulai menghentikan subsidi pada banyak barang dan jasa, termasuk langkah bulan ini menaikkan harga BBM sebanyak 50 persen, dan tarif listrik sekitar 25 persen.
Harga-harga konsumen melambung karena pihak berwenang melakukan floating mata uang Mesir dan menerapkan pajak pertambahan nilai.
Sementara itu, krisis fiskal menyebabkan defisit balon menjadi 12,5 persen dari PDB pada tahun pajak 2015-2016.
Pemerintah mengatakan pemotongan subsidi diperlukan, dan mengakui bahwa mereka akan menyebabkan kenaikan tajam ongkos taksi.
IMF mengatakan Mesir mulai memetik manfaat dari reformasi, dan memperkirakan ekonomi akan tumbuh 5,2 persen tahun ini. Inflasi diperkirakan turun menjadi 20 persen pada akhir 2018 dari 33 persen tahun lalu.
Namun, staf IMF pada bulan Mei menekankan bahwa pemerintah masih perlu memperkuat jaring pengaman sosialnya.
Sejak pemberontakan 2011 menggulingkan mantan presiden Hosni Mubarak, ekonomi negara berpenduduk terbesar di dunia Arab telah menerima beberapa guncangan yang disebabkan oleh ketidakstabilan politik dan masalah keamanan.
(fath/arrahmah.com)