DaRAA (Arrahmah.com) – Ribuan warga sipil telah melarikan diri dari salah satu daerah yang dikuasai pejuang oposisi di provinsi selatan Daraa, Suriah sejak Selasa (19/6/2018), mereka pergi ke daerah-daerah lain yang dikuasai pejuang oposisi di selatan.
Warga sipil yang melarikan diri dari Al-Herak dan Busra Al-Harir “menuju ke desa-desa terdekat, yang berada di bawah kendali pejuang oposisi yang tidak terkena dampak pemboman, di dekat perbatasan Yordania”, seperti dilansir Al Jazeera.
Serangan yang kini dilancarkan rezim Asad semakin melemahkan perjanjian “de-eskalasi” internasional yang didukung oleh Amerika Serikat dalam menghadapi serangan yang mematikan.
Pesawat-pesawat milik rezim Asad menjatuhkan selebaran pada Ahad (17/6) di wilayah provinsi Daraa yang dikuasai pejuang oposisi, dengan membandingkan daerah tersebut dengan kota Ghautah Timur di pinggiran Damaskus dan mendesak penduduknya untuk “bekerja sama” dengan militer Suriah untuk mengusir kelompok-kelompok bersenjata yang berada di sana.
Rezim Asad mengepung Ghautah Timur sebelum melancarkan serangan mematikan. Pasukan rezim untuk sementara ini berkumpul di provinsi Sweida yang berada di dekat provinsi Daraa.
Media rezim Asad mengatakan pasukan menembaki sebuah pos milik pejuang oposisi di timur laut Daraa dan menghancurkan senjata mereka.
Rezim Asad mulai mengalihkan perhatian ke selatan setelah berhasil merebut daerah terakhir yang dikuasai pejuang oposisi di sekitar ibu kota, Damaskus, awal tahun ini.
Setelah rangkaian kemenangan tersebut, rezim Asad mulai mengambil langkah untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai pejuang oposisi di Suriah selatan – baik melalui negosiasi atau operasi militer.
Menanggapi hal tersebut, kelompok pejuang oposisi telah membentuk komando operasi gabungan untuk mengoordinasikan pertahanan mereka terhadap apa yang mereka sebut sebagai “segitiga kematian”.
Fraksi-fraksi pejuang oposisi menguasai bagian-bagian kota dan daerah-daerah yang berada di barat dan timur Suriah. Para pejuang oposisi juga mengendalikan daerah di sepanjang perbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki “Israel”. (Rafa/arrahmah.com)