RIYADH (Arrahmah.com) – Putra mahkota Arab Saudi pada Rabu (20/6/2016) menjadi tuan rumah bagi utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Jason Greenblatt dan penasihatnya, Jared Kushner, untuk membahas proses ‘perdamaian’ Palestina-‘Israel’, menyusul munculnya permusuhan baru.
Pertemuan dengan Pangeran Mohammed bin Salman datang ketika pesawat tempur ‘Israel’ menggempur target Hamas di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas rentetan roket dan tembakan mortir yang ditembakkan dari daerah kantong Palestina tersebut.
Gedung Putih mengatakan diskusi dibangun “pada percakapan sebelumnya,” dan termasuk “kebutuhan untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan upaya administrasi Trump untuk membawa perdamaian antara ‘Israel’ dan Palestina.”
Kunjungan itu datang sehari setelah Greenblatt dan Kushner bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Amman untuk membahas proses perdamaian selama tur regional yang juga akan membawa mereka ke ‘Israel’, Mesir dan Qatar.
Kushner dan Greenblatt mengatakan rencana yang mereka buat untuk membangun perdamaian antara ‘Israel’ dan Palestina hampir selesai, meskipun apa yang sebenarnya direncanakan oleh para pemimpin AS pro-‘Israel’ tidak akan jelas.
Perundingan perdamaian antara ‘Israel’ dan Palestina telah terhenti sejak 2014, dan diperkirakan musykil untuk dilanjutkan dalam waktu dekat karena serangkaian kebijakan agresif Presiden Trump.
Washington telah lama menjadi mediator utama perdamaian ‘Israel’-Palestina dan menengahi Persetujuan Oslo 1993, yang membuka jalan untuk mendirikan Otoritas Palestina yang dipimpin Mahmoud Abbas. Namun tindakan pemerintahan Trump telah mendorong para pemimpin di seluruh komunitas internasional untuk menyimpulkan bahwa AS telah kehilangan perannya sebagai mediator.
Kepala perunding Palestina Saeb Erekat menyebut Greenblatt sebagai “juru bicara pendudukan Israel” di surat kabar Israel Haaretz.
Pada hari Selasa, Erekat mengecam upaya yang dilaporkan oleh Kushner untuk mengumpulkan lebih dari $ 500 juta dari negara-negara Teluk demi merehabilitasi Jalur Gaza yang dihadang blokade.
Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Abbas, mengatakan pada Senin lalu bahwa kepemimpinan Palestina akan “menggagalkan semua rencana dan konspirasi yang bertujuan melikuidasi Palestina.”
Serentetan serangan terbaru ‘Israel’ yang menargetkan sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, lebih intens daripada dalam serangan-serangan sebelumnya.
Pesawat-pesawat tempur ‘Israel’ pada awalnya menargetkan tiga posisi militer Hamas di Gaza sebagai tanggapan terhadap layang-layang dan balon yang membawa peralatan pembakar dan peledak yang diluncurkan ke ‘Israel’ dari daerah kantong yang dikepung, klaim tentara ‘Israel’.
Lonjakan ketegangan terbaru terjadi setelah berminggu-minggu protes dan bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan Gaza-‘Israel’ yang telah menyebabkan puluhan warga Palestina tewas, serta eskalasi militer terburuk bulan lalu sejak perang 2014. (Althaf/arrahmah.com)