ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk mengambil tindakan terhadap keputusan pemerintah Austria yang menutup tujuh masjid yang dibiayai asing dan berpotensi mengusir puluhan ulama Muslim Turki, tindakan yang ia sebut sebagai “anti-Islam,” lapor Deutsche Welle, dikutip Armen Press pada Senin (11/6/2018).
“Langkah-langkah yang diambil oleh kanselir Austria ini, saya khawatir, memimpin dunia menuju perang salib versus bulan sabit,” kata Erdogan dalam sebuah pidato di Istanbul pada Sabtu (9/6), mengacu pada agama Kristen dan Islam.
“Anda masih terlalu muda. Anda harus memiliki lebih banyak pengalaman. Ingat, perilaku Anda akan membawa masalah besar bagi Anda sendiri,” tambah Erdogan dalam pidatonya.
Sebelumnya, pemerintah Austria mengatakan pada Jumat (8/6) bahwa pihaknya berpotensi mengusir puluhan imam dan menutup beberapa masjid dalam sebuah langkah untuk mengatasi Islam politik dan membendung pembiayaan luar negeri.
Menanggapi pengumuman itu, seorang juru bicara Erdogan mengatakan bahwa langkah Wina adalah “refleksi dari gelombang anti-Islam yang populis, rasis dan diskriminatif.”
Kanselir Austria Sebastian Kurz mengumumkan pada Jumat (8/6) bahwa pemerintahnya menutup sebuah masjid nasionalis garis keras Turki di ibukota Wina, dan membubarkan kelompok yang disebut Komunitas Agama Arab, yang menjalankan enam masjid tambahan.
“Tidak ada ruang di negara kami untuk masyarakat paralel, Islam politik dan kecenderungan radikal,” kata Kurz, yang mewakili Partai Rakyat Austria konservatif (VPO) berkuasa dalam koalisi dengan Partai Kebebasan Nasionalis sayap kanan Austria (ÖFP). (Althaf/arrahmah.com)