JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN) H Mahfud M Nor mengatakan sebaiknya Katib Aam PB Nahdlatul Ulama, K.H Yahya C. Staquf tidak menghadiri undangan sebuah organasi di “Israel”.
“Jika benar ada undangan untuk sekjen atau Katib Aam PB Nahdlatul Ulama ke ‘Israel’, apa pun alasannya, sebaiknya ditunda dulu, atau paling tidak sampai umat Islam bisa menemukan urgensinya. Sebab, saat ini, umat Islam dunia, bukan hanya Indonesia, tengah marah dengan kebiadaban ‘Israel’. Di samping itu, Israel terkenal sebagai bangsa licik, yang jago membujuk setiap lawan politiknya,” kata H. Mahfud M Nor, Sabtu (9/6/2018), sebagaimana dilansir Duta.co.
Mahfud menilai, tidak ada untungnya detik-detik ini untuk meladeni “Israel”. Belum lagi mempertimbangan madlaratnya.
“Mungkin saja niatnya baik, tetapi, saat ini, lebih baik tidak meladeni ‘Israel’. Karenanya, sebagai nahdliyin, kami mohon agar Kiai Yahya tidak datang. Bisa melukai umat Islam dunia,” tandasnya.
Apalagi, dikabarkan, pihak Palestina sendiri keberatan dengan kunjungan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Yahya C. Staquf, yang juga Sekjen atau Katib Aam PB Nahdlatul Ulama itu.
Sebagaimana dilansir Rmol, Jumat (7/6), sumber tidak resmi di Kedubes Palestina di Jakarta, mengatakan, Kementerian Luar Negeri Palestina telah mengirimkan semacam surat protes kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia.
“Apalagi seperti itu, Palestina keberatan. Kalau pun ada agenda penting, maka, negara Palestina juga harus mendengarnya. Komitmen Indonesia untuk Palestina adalah harga mati,” tegasnya.
Sementara itu, H Achmad Budiono, atas nama pribadi, bukan sebagai Ketua PCNU Batu, memberikan komentar terkait hal ini. “Apa pun forumnya, demi menjaga perasaan umat Islam dunia seyogyanya Kiai Yahya tidak menghadiri undangan tersebut,” jelasnya.
Begitu juga pengurus NU yang lain, memberikan catatan yang sama. Hanya saja mereka menekankan sebagai pendapat pribadi. “Kita tunggu saja penjelasan dari PBNU seperti apa kebenarannya. Bahwa isu ini sudah digoreng kelompok anti NU, itu biasa,” tegasnya.
Dikabarkan, Yahya Staquf diundang sebagai pembicara di “Israel” oleh Israel Council on Foreign Relations (ICFR), sebuah forum independen yang mempelajari dan membahas kebijakan luar negeri, terutama yang berkaitan dengan “Israel” dan bangsa Yahudi. ICFR beroperasi dengan bantuan WJC (Kongres Yahudi Dunia).
Dalam salinan surat undangan, Yahya diminta menyampaikan kuliah umum berjudul Shifting Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation. Acara ini akan digelar pada Rabu pekan depan (13/8) pukul 6 waktu setempat di the David Amar Worldwide North Africa Jewish Heritage Center, Yerusalem.
(ameera/arrahmah.com)