IDLIB (Arrahmah.com) – Serangan udara yang diduga dilakukan oleh jet Rusia di daerah pemukiman yang dikuasai para pejuang oposisi di Suriah telah menewaskan 44 warga sipil, ujar kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Jum’at (8/6/2018), seperti dilansir Daily Sabah.
Enam anak termasuk di antara mereka yang tewas ketika serangan menghantam daerah Zardana di provinsi barat laut Idlib Kamis (7/6) malam, kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris.
“Pesawat-pesawat tempur, yang kemungkinan milik Rusia, menargetkan desa Zardana di Idlib utara semalam dan menyebabkan korban tewas tertinggi dalam satu serangan di wilayah itu sejak akhir Maret,” kata Rami Abdulrahman, direktur monitor perang yang berbasis di Inggris. .
Korban tewas diperkirakan akan meningkat karena 50 orang yang terluka dalam serangan itu berada dalam kondisi kritis, katanya. Petugas penyelamat masih mencari orang yang selamat di antara reruntuhan.
Kementerian pertahanan Rusia menolak laporan Observatorium tentang serangan di Zardana dengan mengklaim dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita TASS bahwa “tidak ada bukti yang nyata” atas keterlibatannya.
Wilayah Idlib di barat laut Suriah tetap merupakan wilayah terbesar Suriah yang dikuasai oleh pejuang oposisi, yang memerangi rezim Asad yang berbasis di Damaskus.
Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan ribu pejuang dan warga sipil telah melarikan diri ke sana dari beberapa bagian negara yang telah direbut kembali oleh tentara rezim dengan bantuan Rusia dan Iran. Sejak Rusia melakukan intervensi di Suriah pada tahun 2015, rezim Suriah telah menguasai kembali sekitar setengah negara Suriah.
Zardana berada di bawah kendali pejuang oposisi, dengan kehadiran aliansi Hai’ah Tahrir Syam (HTS) yang dipimpin oleh mantan afiliasi Al-Qaeda Suriah.
Seorang koresponden AFP di tempat kejadian melihat relawan terus mencari jasad korban di bawah puing-puing pada pagi hari. Setengah lusin pria dalam pakaian sipil membantu membawa seseorang dalam kantong kulit hitam jauh dari lokasi serangan, yang menghancurkan beberapa bangunan.
Pada malam hari, lusinan orang yang terluka dilarikan ke rumah sakit setempat, termasuk wanita, anak-anak, orang tua dan relawan penyelamat, kata koresponden tersebut. Tubuh para korban terbungkus dalam debu abu-abu terang dan melesat dengan darah merah cerah di tengah puing-puing.
Lebih dari 350.000 orang tewas dalam perang Suriah yang dimulai pada 2011 dengan penindasan brutal terhadap demonstran yang melakukan demonstrasi anti-pemerintah.
Observatorium mengatakan kesimpulan yang diambilnya berdasarkan pada informasi dari sumber yang berada di Suriah, dan menentukan siapa yang melakukan serangan sesuai dengan pola penerbangan, serta pesawat dan amunisi yang digunakan. (Rafa/arrahmah.com)