JERMAN (Arrahmah.com) – Di tengah kekejaman “Israel” membantai para demonstran Palestina, Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu harus menghadapi berbagai protes yang digelar selama kunjungannya ke Eropa minggu ini.
Dalam dua hari pertama dari perjalanannya, di mana dia bertemu dengan para pemimpin Jerman dan Perancis masing-masing pada Senin (5/6/2018) dan Selasa (6/6), Netanyahu disambut oleh para demonstran, yang memadati ibukota di masing-masing negara, yang mengutuk kekerasan “Israel” terhadap warga Palestina.
Pasukan “Israel” telah menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ribuan lainnya dalam demonstrasi yang digelar untuk menentang pendudukan “Israel” atas Palestina dan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem bulan lalu di perbatasan “Israel”-Gaza.
Di Jerman, para demonstran memadati halaman gedung parlemen, yang terletak di seberang Kanselir di mana Netanyahu bertemu Kanselir Angela Markel pada Senin (5/6).
Mereka meneriakkan slogan “Kebebasan untuk Palestina” dengan membawa foto orang Palestina yang dibunuh oleh pasukan “Israel”. Beberapa orang juga membawa foto Razan An-Najjar, seorang paramedis berusia 21 tahun yang tewas akibat tembakan pasukan “Israel”.
Burhan Yassin, salah satu pengunjuk rasa, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa para pemimpin politik Eropa seharusnya tidak menerima kunjungan Netanyahu “sementara setiap hari orang Palestina dibunuh dan ditangkap di wilayah Palestina”.
“Dia datang ke sini untuk meminta lebih banyak senjata dan uang untuk membunuh lebih banyak orang Palestina. Hal tersebut tidak bisa diterima,” kata Yassin.
Pada Selasa, para pengunjuk rasa turun ke jalan di Paris untuk memprotes Perdana Menteri “Israel” yang berkunjung. Mereka meminta agar Perdana Menteri “Israel” diseret ke mahkamah internasional untuk diadili sebagai penjahat perang. Sebagaimana di Jerman, foto-foto An-Najjar juga terlihat mewarnai demonstrasi di Paris.
Perancis, yang merupakan sekutu “Israel”, telah melarang unjuk rasa yang lebih besar di luar ruang pameran Grand Palais di mana para pemimpin Perancis dan “Israel” dijadwalkan untuk meluncurkan inisiatif bersama. Sebaliknya, para demonstran diminta untuk menggelar demonstrasi di lokasi yang jauh dari tempat pertemuan.
Beberapa serikat wartawan di Perancis juga memprotes kunjungan pemimpin “Israel” tersebut. Mereka mengutuk pembunuhan terhadap warga sipil Palestina dan serangan terhadap para wartawan di Gaza. Setidaknya dua wartawan tewas akibat tembakan pasukan “Israel” saat mereka meliput demonstrasi di perbatasan Gaza pada Maret dan April.
Serikat Perancis tidak percaya bagaimana “Netanyahu diizinkan untuk melakukan kunjungan seperti tidak ada yang terjadi, sementara para ahli telah menyatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza merupakan kejahatan perang”.
Netanyahu dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Inggris Theresa May. Diperkirakan demonstrasi juga akan digelar untuk menentang kunjungan Netanyahu ke Inggris. (Rafa/arrahmah.com)