WASHINGTON (Arrahmah.com) – Angka kelahiran di Amerika Serikat berada pada tingkat terendah dalam 30 tahun, sebuah tren yang bisa membebani pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade mendatang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional mengatakan pada Kamis (17/5/2018) bahwa jumlah bayi di AS yang lahir tahun lalu turun 2 persen. Angka kelahiran telah menurun selama tiga tahun berturut-turut. Tingkat kesuburan turun 3 persen tahun lalu menjadi 60,2 kelahiran per 1.000 perempuan usia 15 hingga 44 tahun, lansir Daily Sabah.
Masyarakat yang sudah tua telah membebani pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dalam dekade terakhir, dengan generasi pensiun dari generasi baby boomers yang besar dan sedikit pemuda yang menggantikan mereka. Data menunjukkan bahwa tren kemungkinan akan berlanjut.
Pertumbuhan ekonomi umumnya didorong oleh pertumbuhan penduduk dan efisiensi pekerja, yang keduanya telah melambat dalam dekade terakhir di AS.
Kathy Bostjancic, seorang ekonomi di Oxford Economics, sebuah perusahaan konsultan, mengatakan bahwa sekitar 10 tahun yang lalu, jumlah orang Amerika yang bekerja atau mencari pekerjaan tumbuh sekitar 1 persen per tahun. Dengan menurunnya jumlah kelahiran, angka tersebut sejak itu jatuh ke sekitar 0,3 persen tingkat pertumbuhan.
“Demografi memiliki dampak yang sangat kuat terhadap ekonomi,” ujar Bostjancic.
Perekonomian AS telah tumbuh 3 persen per tahunnya sejak Perang Dunia II. Namun belum mencapai kecepatan itu untuk satu tahun penuh sejak 2005.
Federal Reserve pada Maret memperkirakan pertumbuhan ekonomi jangka pendek menjadi skeitar 2,7 persen untuk tahun ini dan 2,4 persen pada 2019, sebagaian karena pemotongan pajak pemerintah Trump. Tetapi mereka mempertahankan proyeksi pertumbuhan tahunannya yang lebih panjang hanya 1,8 persen.
Selain pekerja yang lebih sedikit, masyarakat yang menua dapat menahan pertumbuhan karena lebih sedikit orang yang membeli rumah, mobil dan pembelian mahal lainnya. Tabungan umumnya naik seiring bertambahnya usia dan bersiap untuk pensiun. Dan karena usia yang telah renta, mereka memperlambat pengeluaran mereka saat pensiun, Bostjancic mencatat. (haninmazaya/arrahmah.com)