KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail menolak tawaran Raja Malaysia untuk menjadi perdana menteri karena dia memegang perjanjian dengan kelompok-kelompok koalisi Pakatan Harapan untuk memilih Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri, kata Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Anwar mengatakan bahwa Yang di-Pertuan Agung Sultan Muhammad V pertama kali mengatakan bahwa istrinya, yang juga presiden PKR, ditunjuk sebagai Perdana Menteri saat partainya mendapatkan kursi terbanyak di GE14.
Namun, Dr Wan Azizah menolak tawaran itu karena kesepakatan di dalam Pakatan adalah bahwa ketua koalisi Dr Mahathir akan dijadikan Perdana Menteri, dan Wan Azizah juga mengatakan dia belum siap untuk peran itu.
“Yang di-Pertuan Agung mengatakan bahwa jarang kita melihat politisi berpegang pada janji-janji mereka.”
“Tetapi Dr Wan Azizah meminta satu hal, dia meminta suaminya untuk segera dibebaskan.”
“Raja mengatakan dia akan melakukannya secepat mungkin,” kata Anwar dalam pidato pertamanya di Padang Timur, Rabu (16/5/2017) malam, setelah pembebasannya.
Anwar Ibrahim keluar dari Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras pukul 11.30 pagi pada hari Rabu dan langsung menuju Istana Negara untuk bertemu dengan Yang di-Pertuan Agung, yang memberikan pengampunan penuh dan membebaskannya.
Anwar awalnya dijadwalkan akan bebas pada 8 Juni tahun ini setelah lima tahun hukumannya yang dimulai pada 10 Februari 2015 dikurangi masa kurungan karena berperilaku yang baik.
Dalam sambutannya, Anwar juga mengucapkan terima kasih kepada Dr Mahathir karena telah mempercepat proses pembebasannya.
(ameera/arrahmah.com)