KABUL, Afghanistan (armnews) – Semakin banyak Mujahiddin asing, termasuk para Mujahid al-Qaida, beroperasi di daerah-daerah suku terpencil di Pakistan daripada waktu lalu, sehingga membuat pemerintah kafir Pakistan melancarkan penghancuran tempat-tempat persembunyian para Mujahid.
Marsekal AS Mike Mullen mengatakan bahwa para ‘militan’ tersebut berdatangan menuju Afghanistan secara lebih bebas tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu karena pihak militer dan pemerintah Pakistan tidak melakukan tindakan yang cukup keras terhadap mereka.
“Jelas ada masalah di perbatasan,” ucap Mullen, Kepala Staff Gabungan Militer AS.
“Dan di sana jelas sekali tidak ada tekanan yang cukup dilakukan untuk menindaknya, terutama oleh pihak Pakistan di perbatasan,” katanya. “Di Pakistan ada pemerintahan baru yang bekerja dengan memperhitungkan bagaimana memperoleh tantangan para ekstrimis.
”
Menurut Mullen pakta yang dibuat oleh pemerintah Pakistan baru-baru ini berjalan setelah para ‘militan’ yang tidak bersedia meletakkan senjata dapat bermanfaat jika hal tersebut dipaksakan. Perjanjian damai sebelumnya di daerah-daerah suku terpencil Pakistan hanya memberikan kebebasan bagi para Mujahid melakukan operasi-operasi militansi mereka.
“Jelas makin banyak saja Mujahid asing masuk dalam FATA (Pemerintahan Federal Suku Daerah Pakistan) daripada waktu-waktu yang lalu,” tambahnya. “Apa yang benar-benar dibicarakan adalah bahwa tempat persembunyian dan itu telah dibersihkan bagi semua Mujahid, tidak hanya al-Qaida, walaupun al-Qaida tentunya merupakan prioritas utama karena adanya ancaman al-Qaida.”
Serangan-serangan di bagian timur Afghanistan, dimana pasukan AS beroperasi sepanjang perbatasan dengan Pakistan, mencapai 40 persen tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, dan bulan Juni merupakan bulan maut bagi AS dan pasukan NATO di Afganistan sejak invasi AS tahun 2001. (prince/arrahmah.com)