BANGKOK (Arrahmah.com) – Thailand telah menduduki peringkat kedua di antara sejumlah tujuan wisata paling ramah-Muslim non-anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Malaysia dan Singapura telah mempertahankan posisi mereka sebagai tujuan peringkat teratas di pasar perjalanan Muslim global senilai US $ 220 miliar saat para saingan mereka berusaha untuk menutup kesenjangan itu, menurut Indeks Perjalanan Muslim Global (GMTI) Mastercard-Crescent Rating 2018 dilaporkan pada Selasa (8/5/2018).
Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan upaya berkelanjutan oleh para pemangku kepentingan pariwisata Thailand dalam memperluas ketersediaan restoran halal dan mempromosikan tujuan ke wisatawan Muslim.
Di antara negara tujuan non-OKI, Thailand mempertahankan posisi kedua di belakang Singapura, sebagai tujuan yang paling ramah Muslim bagi wisatawan. Jepang dan Taiwan melonjak ke lima besar untuk pertama kalinya sejak GMTI dirilis.
GMTI, yang secara resmi diluncurkan di Jakarta pada bulan April, menegaskan bahwa pasar perjalanan Muslim akan melanjutkan pertumbuhannya yang cepat hingga mencapai US $ 220 miliar pada tahun 2020 dan US $ 300 miliar pada tahun 2026.
Pada tahun 2017, diperkirakan ada 131 juta kedatangan pengunjung Muslim secara global – naik dari 121 juta pada tahun 2016. Jumlah ini diperkirakan akan tumbuh menjadi 156 juta pengunjung pada tahun 2020, mewakili 10 persen dari segmen perjalanan. Kedatangan pengunjung Muslim di Thailand diperkirakan 3,6 juta, sekitar 10 persen dari wisatawan yang mengunjungi Thailand pada tahun 2017.
“Kami sekarang mulai melihat dampak investasi dan komitmen negara-negara tujuan wisata di seluruh dunia ke pasar perjalanan Muslim,” kata Fazal Bahardeen, CEO Crescent & HalalTrip.
“Tahun ini kami telah mengubah kriteria GMTI untuk lebih mencerminkan strategi pertumbuhan yang diterapkan oleh negara-negara tujuan untuk menyambut wisatawan Muslim yang menghasilkan gerakan positif di seluruh Indeks. Kami juga telah merilis ‘Model Pertumbuhan & Inovasi’. Laporan ini akan digunakan untuk menyusun strategi pertumbuhan dan inovasi dalam segmen perjalanan yang serba cepat ini,” tambah Bahardeen.
Metrik utama dalam laporan Indeks ini termasuk akses, yang berisi infrastruktur, komunikasi, dan cara negara tujuan memasarkan diri mereka. (Althaf/arrahmah.com)