YERUSALEM (Arrahmah.com) – Puluhan polisi pendudukan “Israel” menyerbu desa Al-Eesawiyya di Yerusalem Timur pada Selasa (1/5/2018) untuk menghancurkan gedung apartemen berlantai tiga. Bangunan itu menampung tujuh belas orang dan dimiliki oleh Jamal Elayyan.
Sebelum pembongkaran, pasukan “Israel” mengepung bangunan dari semua sisi, mendobrak pintu dan memerintahkan warga untuk meninggalkan rumah mereka. Mereka berusaha mengambil sebanyak mungkin perabotan dan barang-barang yang bisa dibawa, namun pasukan “Israel” tidak memberi cukup waktu. Seorang wanita tua pingsan selama proses pembongkaran tersebut, lansir IMEMC pada Rabu (2/5).
Bangunan itu dibangun lima tahun lalu. Empat keluarga tinggal di dua lantai teratas di apartemen seluas 200 meter persegi. Lantai pertama digunakan sebagai toko pakaian dan restoran.
Orang-orang Palestina berusaha melawan pembongkaran, namun polisi pendudukan menanggapi dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet di daerah pemukiman yang padat.
Fotografer untuk Al Jazeera, Wael Salyma terluka, sementara warga lainnya dipukuli dan ditangkap.
Setelah pembongkaran, pusat informasi Wadi Hilweh melaporkan bahwa penduduk setempat mengibarkan bendera Palestina di reruntuhan bangunan dan mulai mengumpulkan dana untuk membantu orang yang kehilangan rumah mereka.
Menurut Elayyan, pembongkaran itu benar-benar tidak terduga. Meskipun otoritas pendudukan telah mengklaim selama tiga tahun bahwa bangunan tersebut tidak memiliki izin konstruksi, Elayyan membayar denda 250 ribu shekel dalam angsuran bulanan dengan keyakinan bahwa hal itu akan mengarah kepada dikeluarkannya izin.
Muhammad Abu Hommos menekankan bahwa otoritas “Israel” secara konsisten mengabaikan permintaan Palestian untuk menyelesaikan masalah perizinan konstruksi, dan hampir tidak mungkin mendapatkan izin bangunan dari mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)