DARAA (Arrahmah.com) – Energi alternatif telah memainkan peran penting dalam mematahkan pengepungan oleh rezim Nushairiyah Suriah pimpinan Bashar Asad di provinsi Daraa.
Aktivis mengatakan orang-orang di provinsi Daraa, tempat lahirnya revolusi Suriah, telah bergantung pada energi matahari sebagai alternatif dari energi yang disediakan rezim. Mereka berhasil memasok rumah sakit, toko roti, rumah dan bahkan lampu jalan mereka dengan listrik, lansir Zaman Alwasl pada Ahad (29/4/2018).
Petugas medis, Ahmed Al-Zaim mengatakan energi alternatif telah menyelamatkan ribuan warga sipil di rumah sakit lapangan dAraa.
“Sebelum energi matahari, rumah sakit biasanya mengonsumsi paling sedikit lima ribu liter solar per bulan. Sekarang, energi matahari berhasil mengoperasikan sebagian besar departemen rumah sakit, terutama di musim panas.”
Energi alternatif membantu memulihkan kebutuhan energi di Daraa setelah pemadaman permanen. Itu juga mengurangi beban keuangan pada warga.
Said Al-Jahmani, seorang warga setempat, mengatakan bahwa dua panel energi matahari telah menyediakan listrik untuk lemari es, televisi dan kipas angin selama 24 jam.
Energi alternatif termasuk energi matahari, angin dan kendaraan listrik hibrida.
Sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui dan memiliki emisi karbon lebih rendah daripada bahan bakar fosil adalah tenaga air, angin, matahari, energi panas bumi dan bahan bakar bio.
Ayman Al-Hourani, seorang insinyur mekanik, menciptakan kipas untuk menghasilkan tenaga angin, cukup untuk kebutuhan listrik rumah tangga.
Al-Hourani mengatakan bahwa kipas bekerja siang dan malam, di musim panas dan dingin, dengan kapasitas 35 ampere, dan kipas didistribusikan ke daerah Daraa, Quneitra, dan Suweida dan alasan utama untuk penemuan kipas ini adalah kekurangan bahan bakardan harga yang sangat tinggi jika tersedia.
“Energi alternatif mampu menutupi 30 persen dari kebutuhan,” kata Iyad Al-Zubani, anggota Dewan Provinsi daraa.
Energi alternatif tidak dapat mengoperasikan mesin besar seperti operator stasiun pemompaan air yang membutuhkan kapasitas besar.
“Rencana ke depan bertujuan untuk menyebarkan pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas minimum 50 megawatt,” lanjut Al-Zubani. (haninmazaya/arrahmah.com)