JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan AQL Islamic Center Ustadz Bachtiar Nasir mewakili bangsa Indonesia menyampaikan belasungkawa atas terbunuhnya Dr Fadi Muhammad al-Bathsy, (35 tahun). Ilmuwan muda asal Palestina tersebut ditembak mati saat akan salat Subuh di Setapak, Kuala Lumpur, pada Sabtu (21/4/2018).
Berikut pernyataan belasungkawa Ustadz Bachtiar yang disampaikan dalam bentuk video, pada Selasa (24/4/2018):
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
أنا أخوكم بختيار ناصر من جاكرتا باسم الشعب الإندونيسي نعزي أحر التعازي والمواساة باستشهاد أخينا الدكتور المهندس فادي محمد البطش
وكما نعزي كذلك لوالديه، ولعائلته، ولأهل غزة وفلسطينيين جميعا
نعدكم جميعا بأن دماء إخواننا الشهداء في غزة وخارجها لن تهدر أبدا
وأن يجعله الله فسيح جناته، نحن نشعر بالفقدان، كما أن حزنكم جميعا حزننا كذلك في إندونيسيا
ونسأل الله القبول كما نسأله تعالى أن يجمعنا قريبا في ساحة القدس، في ساحة البيت المقدس محررين فاتحين بإذن الله تعالى
والسلام عليكم ورحمه الله وبركاته
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Saya Bachtiar Nasir, saudara kalian dari Jakarta, atas nama bangsa Indonesia mengucapkan takziyah atas syahidnya Dr Fadi Muhammad al-Bathsy.
Kami juga ucapkan takziyah ini kepada kedua orang tuanya, keluarganya, penduduk Gaza dan semuat warga Palestina.
Kami berjanji untuk kalian semua, bahwa darah syuhada’ yang tumpah di Gaza maupun di luar Gaza tidak akan sia-sia.
Semoga Allah menempatkannya di surga-Nya yang luas. Kami merasakan kehilangan sebagaimana kalian merasakannya. Kesedihan yang kalian rasakan juga kami rasakan di Indonesia.
Kami mohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar menerima syahidnya, dan kami juga mohon kepada Allah agar mengumpulkan kita dalam waktu dekat ini di halaman al-Aqsha dalam keadaan sebagai pembebas Baitul Maqdis atas izin Allah subhanahu wa ta’ala.
wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Syaikh Fadi al-Batsh merupakan pakar energi asal Palestina. Dia lahir di Jabalia, wilayah utara Jalur Gaza. Syaikh Fadi berusia 35 tahun, dan telah tinggal di Malayasia sejak 10 tahun. Dia memiliki beristri dengan tiga orang anak.
Gelar sarjana dan magister diperoleh di bidang tehnik listrik di Universitas Islam di Gaza hingga akhir tahun 2009. Gelar doktor tehnik listrik diperoleh dari Universitas Malaya di Malaysia tahun 2015. Desertasi doktoralnya berjudul: “Meningkatkan Efisiensi Jaringan Transmisi Energi Listrik Menggunakan Teknologi Daya Elektronik”.
Al-Batsh bekerja sebagai dosen Teknik Listrik, spesialis Daya Elektronik, di Universitas Kualalumpur, Malaysia.
syaikh Al-Batsh dibunuh pada Sabtu (21/4/2018) pagi oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal di lingkungan permukiman di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia, saat perjalaan menuju masjid untuk melaksanakan shalat shubuh. Sejumlah peluru menembus kepala dan tubuhnya
Ayah Al-Batsh mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia mencurigai badan intelijen Israel, Mossad, berada di belakang pembunuhan putranya dan dia meminta pihak berwenang Malaysia untuk mencari tahu siapa yang melakukan pembunuhan itu sesegera mungkin.
Hazem Qassem, juru bicara gerakan Hamas, menegaskan kepada Al Jazeera bahwa Syaikh Fadi adalah anggota organisasi Hamas.
(ameera/arrahmah.com)