RIYADH (Arrahmah.com) – Raja Saudi Salman Bin Abdulaziz mengatakan pada Ahad (15/4/2018) bahwa masalah Palestina adalah masalah Arab “nomor satu” dan Yerusalem Timur (Al-Quds) adalah ibu kota Negara Palestina.
“Masalah Palestina adalah masalah nomor satu kami dan akan tetap demikian sampai orang Palestina mendapatkan semua hak mereka yang sah, terutama pembentukan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” tegas Raja Salman dalam pidatonya saat pertemuan Liga Arab yang digelar di Dhahran.
Dia juga menolak keputusan pemerintah AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dia juga memuji konsensus internasional yang menentang langkah itu.
“Kami menekankan bahwa Yerusalem Timur adalah bagian integral dari wilayah Palestina,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Raja Salman menekankan kembali tentang pentingnya kedaulatan, kemerdekaan, keamanan dan integritas teritorial untuk Yaman di mana koalisi yang dipimpin Saudi berusaha membersihkan Yaman dari kelompok Houtsi yang didukung Iran.
Raja Salman menyalahkan Houtsi dan Iran atas kesengsaraan di Yaman. “Kami menganggap milisi Houtsi yang didukung Iran bertanggung jawab penuh atas kemunculan dan kelanjutan krisis Yaman dan penderitaan manusia yang telah menimpa Yaman,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa Houtsi telah meluncurkan 119 roket balistik terhadap Kerajaan Arab Saudi, termasuk tiga yang menargetkan Mekkah.
Raja Salman mengkritik campur tangan Iran dalam urusan internal negara-negara Arab.
(ameera/arrahmah.com)