JAKARTA (Arrahmah.com) – Kelompok Masyarakat Sipil Asia Tenggara meminta kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk melindungi privasi pengguna dan menanggulangi ujaran kebencian di facebook.
Sebanyak 20 organisasi dan 74 orang yang mewakili masyarakat sipil Asia Tenggara mengirim surat terbuka kepada Zuckerberg dengan tiga permintaan.
Pertama, Facebook harus menjamin keamanan data-data pribadi pengguna dan tidak memberikannya kepada pihak ketiga untuk mencegah penyalahgunaan yang bisa berujung pada keuntungan politik dan ekonomi pihak tertentu.
Kemudian, Facebook harus segera melakukan audit terkait penggunaan data pribadi oleh pihak ketiga, seperti yang terjadi oleh Cambridge Analytica dan aplikasi sejenis lainnya, dan melaporkan hasil audit tersebut secara terbuka kepada publik.
“Ketiga, Facebook harus menerapkan mekanisme perlindungan data lebih ketat agar Facebook tidak menjadi ruang untuk menyebarkan kebencian maupun merampas hak asasi manusia lain (persekusi),” ujar Regional Coordinator SAFEnet Damar Juniarto dalam keterangan resminya yang diterima Anadolu Agency.
Damar menyebut, surat terbuka ini merupakan bagian dari desakan bersama Global South Coalition yang terdiri dari masyarakat sipil di negara-negara berkembang yang terkena dampak buruk dari kebijakan Facebook, seperti Myanmar, Sri Lanka dan Filipina.
Di Myanmar, Facebook disebut berperan menjadi penyebaran informasi yang membakar kebencian terhadap etnis minoritas Rohingya di Myanmar sehingga mengakibatkan 6.700 orang terbunuh dan 645 ribu orang mengungsi ke Bangladesh.
Kemudian Sri Lanka, menurut SAFEnet, penyebaran kebencian merajalela lewat Facebook dan merugikan 5,9 juta pengguna di sana.
Sedangkan di Indonesia, sebut Damar, dengan pengguna mencapai 140 juta pada 2018, Facebook juga menjadi tempat favorit tersebarnya informasi-informasi palsu dan ujaran kebencian sehingga memberi ruang juga bagi ancaman-ancaman demokrasi.
Facebook, kata SAFEnet, menjadi ruang bagi para pelaku persekusi dan penyebar kebencian atas nama politik maupun agama untuk merampas hak-hak orang lain untuk berekspresi, terutama mereka yang berasal dari kelompok minoritas dan terpinggirkan.
“Harapan dari para pengirim Surat Terbuka ini, Facebook segera merespon dan memberikan jawaban apa saja langkah yang akan dilakukan Facebook ke depan untuk melindungi para penggunanya secara lebih baik,” tutup Damar. (fath/arrahmah.com)