WASHINGTON (Arrahmah.com) – Rudal-rudal sekutu melanda jantung gudang senjata kimia milik rezim ASad dalam unjuk kekuatan yang diklaim bertujuan untuk menghukum rezim Asad atas serangan kimia terhadap warga sipil dan menghalangi kemungkinan penggunaan senjata terlarang di masa depan.
“Serangan yang dilakukan dengan sempurna,” ujar Trump di akun Twitter miliknya pada Sabtu (14/4/2018) setelah keputusan kedua dalam dua tahun untuk menembakkan rudal terhadap Suriah, lansir AP.
“Tidak bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Misi dicapai!”
Sekutu utama rezim Nushairiyah Suriah, Rusia dan Iran, menyebut penggunaan kekuatan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis sebagai “kejahatan militer” dan “tindakan agresi” dengan potensi memperburuk krisis kemanusiaan setelah bertahun-tahun perang.
Dewan Keamanan PBB berencana untuk bertemu atas permintaan Moskow.
Serangan-serangan itu berhasil menghantam setiap sasaran, ujar juru bicara Pentagon, Dana White dalam sebuah pertemuan singkat pada Sabtu (14/4), yang membantah pendapat militer Rusia bahwa pertahanan udara rezim Asad menjatuhkan 71 dari 103 rudal jelajah yang ditembakkan oleh sekutu.
Letjen Kenneth McKenzie, direktur Staf Gabungan di Pentagin mengatakan tidak ada pesawat atau misil yang terlibat dalam operasi ini yang berhasil dijatuhkan oleh pertahanan udara Suriah.
Dia mengatakan 105 senjata diluncurkan terhadap tiga sasaran, dan bahwa AS tidak mengetahui adanya korban sipil.
Sebuah kelompok pengawas yang memerangi senjata kimia mengatakan misi pencarian fakta akan berjalan seperti yang direncanakan di Douma, di mana penggunaan gas beracun yang jelas terhadap warga sipil pada 7 April yang menewaskan puluhan orang memaksa Barat meluncurkan serangan mereka.
Pejabat Pentagon mengatakan serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak dan dari kapal yang meluncurkan rudal jelajah dari Laut Mediterania, menargetkan jantung progra Asad untuk mengembangkan dan memproduksi senajta kimia. McKenzie mengatakan itu merupakan “pukulan yang sangat serius”.
Trump mengklaim bahwa AS siap untuk mempertahankan tekanan ekonomi, diplomatik dan militer pada Asad sampai ia mengakhiri apa yang Trump sebut sebagai pola kriminal membunuh bangsanya sendiri dengan senjata kimia yang dilarang secara internasional. Tapi itu tidak berarti serangan militer akan berlanjut, Jenderal Joseph Dunford mengatakan tidak ada serangan tambahan yang direncanakan saat ini. (haninmazaya/arrahmah.com)