GHAUTAH (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad telah merebut kota Douma-wilayah terakhir di Ghautah Timur yang sebelumnya masih dipertahankan oleh pejuang Suriah-sehingga rezim kini mendapatkan kendali penuh dari Ghautah Timur.
Pasukan rezim mendorong pejuang terakhir keluar dari Douma pada Kamis (12/4/2018), menurut pernyataan Mayjen Yury Yevtuskhenko, Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah.
“Bendera negara dikibarkan di atas sebuah bangunan di kota Douma, menandai kontrol kembali atas pemukiman ini, dan atas seluruh Ghautah Timur,” ujarnya seperti dilansir Al Jazeera.
Belum ada pernyataan dari rezim Asad sejauh ini.
Polisi militer Rusia telah dikerahkan di lapangan untuk mengambil alih keamanan Domua, kantor berita Rusia RIA melaporkan.
Hal itu terjadi setelah Jaisyul Islam, kelompok pejuang Suriah terakhir yang tersisa di Ghautah Timur, mencapai kesepakatan dengan Rusia pada Ahad lalu di mana para pejuangnya akan meninggalkan Douma dan menuju daerah yang dikuasai pejuang di Suriah utara.
Kesepakatan dibuat sehari setelah serangan kimia beracun di kota Douma yang membunuh puluhan warga sipil dan melukai ratusan lainnya.
Perjanjian tersebut termasuk gencatan senjata dan evakuasi pejuang dan warga sipil dari daerah itu. Berdasarkan kesepakatan itu, hanya polisi militer Rusia dan bukan pasukan rezim Asad yang diizinkan masuk ke Douma setelah evakuasi.
Ghautah Timur telah berada di bawah pengepungan oleh rezim Asad sejak 2013, sebagai bagian dari apa yang disebut taktik “pengepungan dan kelaparan”.
Wilayah tersebut telah menjadi sasaran serangan udara dan darat mematikan oleh pasukan rezim dalam beberapa pekan. Ofensif mematikan telah membunuh sedikitnya 1.700 orang dan melukai ribuan lainnya. Ofensif ditutup dengan serangan kimia beracun di Douma pada akhir pekan lalu dan kini seluruh wilayah Ghautah Timur telah direbut oleh rezim brutal pimpinan Bashar Asad. (haninmazaya/arrahmah.com)