ISTANBUL (Arrahmah.com) – Sebuah konferensi tentang Islamofobia yang digelar di Istanbul dimulai pada Jum’at (6/4/2018) untuk membahas strategi dan kebijakan untuk menanggulangi Islamofobia
Konferensi selama tiga hari, yang diselenggarakan oleh Pusat Islam dan Urusan Global di Universitas Sabahattin Zaim di Istanbul, memiliki tema “Mengkontekstualkan Islamofobia: Dampaknya pada Budaya dan Politik Global.”
“Kita perlu memiliki cara berpikir tentang bagaimana kita memahami fenomena Islamofobia,” kata Salman Sayyid dari Universitas Leeds, seorang co-editor buku Thinking Through Islamphobia: Global Perspectives.
Ia juga menambahkan bahwa kita “harus memahami Islamofobia secara konseptual daripada hanya menggambar berbagai macam daftar sepanjang waktu, berdebat tentang definisi.”
Menurut sebuah laporan oleh Yayasan Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial (SETA) yang berbasis di Ankara, peningkatan gelombang Islamofobia telah terjadi di Eropa.
Laporan Islamofobia Eropa (EIR) mengungkapkan ada 908 kejahatan, mulai dari serangan verbal dan fisik hingga upaya pembunuhan, yang menargetkan Muslim di Jerman, 664 di Polandia, 364 di Belanda, 256 di Austria, 121 di Prancis, 56 di Denmark, dan 36 di Belgia.
Mehmet Gormez, mantan kepala Direktorat Urusan Agama Turki, juga berbicara dalam konferensi tentang peran cendekiawan Muslim dan memerangi Islamofobia.
Menampilkan ulama dari Turki maupun dari seluruh dunia, konferensi berfokus pada Islamofobia pada budaya, masyarakat, politik, dan hubungan internasional.
Konferensi ini dimaksudkan untuk memacu diskusi tentang “strategi dan kebijakan yang perlu diadopsi dan dikejar untuk mengakhiri atau mengurangi efek berbahaya dan merugikan dari Islamofobia,” menurut situs web universitas Sabahattin Zaim. (Rafa/arrahmah.com)