(Arrahmah.com) – Nama Palestina merujuk kepada bangsa-bangsa Iain yang datang dari pulau-pulau lautan teduh, khususnya dari pulau Krita, sebuah pulau yang ternama. Sepertinya penduduk pulau ini tertimpa kelaparan atau situasi-situasi tertentu yang memaksa mereka menyerang kawasan-kawasan pesisir Syam dan Mesir. Mereka pertama kali dihadang raja Ramses III dalam perang Lozen yang terjadi di Mesir. Ramses tidak menginginkan mereka berdomisili di Mesir. Setelah melalui serangkaian tarik-ulur, akhinya disepakati mereka harus angkat kaki menuju Palestina. Raja Ramses memeriintahkan mereka menempati kawasan selatan Palestina di kawasaan-kawasan yang disebut Palast.
Buku buku sejarah dan kitab-kitab suci menyebut nama kawasan ini. Karena itulah penduduk kawasan ini dinisbatkan kepada Palast. Mereka disebut orang-orang Palast. Dari sinilah nama Palestina berasal, karena dulunya dikenal dengan nama Palast. Seiring perjalanan waktu, nama ini berubah menjadi Palestina, Bangsa bangsa ini kemudian bertetangga dengan orang-orang Kan’an dan Yabisi, penduduk asli kawasan setempat. seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Karena itulah nasab dan bahasa mereka membaur dan melebur bersama bangsa asli yang lebih banyak jumlahnya dan lebih maju di bidang peradaban. Seiring perjalanan waktu, akhirnya orang-orang Yebus melebur bersama orang-orang Kan’an, lalu setelah itu jejak mereka hilang dalam sejarah.
Berdasarkan pemaparan sejarah di atas, nampak jelas bahwa Yahudi atau kaum-kaum Yahudi sama sekali tidak ada pada fase pertama ini. Lantas dimanakah mereka berada pada fase sejarah ini? Dan bagaimana kisah mereka memasuki tanah Palestina? Semua peninggalan sejarah, buku-buku sejarah, kitab-kitab suci. dan buku-buku barat menunjukkan bahwa penduduk asli Palestina adalah orang-orang Kan’an dan Yebus. Lantas mana hak Yahudi di tanah Palestina?
Asal usul nama Palestina merujuk pada bangsa-bangsa yang menempati kawasan Palast, setelah Palestina.
Sumber: Ensiklopedi Palestina (Pembahasan Lengkap Seputar Sejarah Palestina Sejak Sebelum Islam Hingga Abad Modern). Dr. Thariq As Suwaidan. Penerbit Zamzam
(fath/arrahmah.com)