GHAUTAH (Arrahmah.com) – “Hancurkan anak-anak Ghautah, mereka adalah anak-anak teroris, bunuh para perempuan, mereka adalah istri dan ibu teroris”. Ini adalah seruan dari seorang loyalis rezim Asad, Lama Dayoub, di halaman Facebook-nya yang ditujukan untuk tentara rezim, milisi Syiah Iran dan sekutu Asad lainnya, Rusia.
Mereka yang menyerukan genosida di Ghautah, membenarkan seruan yang mengatakan bahwa semua penghuni Ghautah adalah “teroris”, disaat dunia mengetahui bahwa unsur-unsur pejuang Suriah yang diklaim sebagai “teroris” jumlahnya tidak melebihi dari 200 orang.
Pemboman di Ghautah Timur selama sepekan terakhir telah menjadi salah satu pertempuran paling sengit dalam perang selama tujuh tahun, yang membunuh sedikitnya 522 orang dalam tujuh hari, menurut perhitungan yang dikumpulkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, lansir Zaman Alwasl pada Senin (26/2/2018)
Jumlah seruan genosida terus bertambah, juga setelah ada laporan perselisihan antara milisi yang dipanggil untuk berpartisipasi dalam menyerbu Ghautah.
Itu adalah beberapa kenyataan di dunia maya, namun di dunia nyata, terlihat lebih banyak kebencian sektarian, menurut aktivis Suriah kepada Zaman Alwasl. Mereka menunjukkan kebahagiaan terkait laporan tewasnya anak-anak, perempuan dan lansia di Ghautah, lanjutnya.
Aktivis Muhammad Al-Sahili mengatakan bahwa seorang penjual rokok selundupan di Al-Sheikh Dharir Square di Latakia, membagikan 100 bungkus rokok gratis untuk merayakan pemboman di Ghautah Timur, dan sekelompok perempuan muda loyalis Asad melakukan “Dabke”, tarian tradisional, di daerah yang sama untuk tujuan yang sama.
Aktivis Omar Al-Bahri melaporkan dari Jablalh bahwa banyak minibus di kota yang mengantarkan penumpang loyalis rezim, menyalakan nyanyian untuk memberi hormat kepada para tentara Asad. Omar mengatakan bahwa pembicaraan para loyalis rezim di kafe, pertokoan dan kendaraan umum berfokus pada kejadian di Ghautah dan setiap orang dari mereka ingin menghancurkan Ghautah dan membunuh wanita dan anak-anak serta orang tua tak bersalah di depan mereka.
Aktivis media Mustapha Al-Banyasi menunjukkan bahwa sekelompok pemuda laki-laki dan perempuan mengadakan penggalangan dana di Tartous dan wilayah pedesaannya untuk diberikan kepada keluarga para pilot yang membombardir Ghautah Timur sebagai pengakuan atas “kepahlawanan” mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)