TEHERAN (Arrahmah.com) – Sebanyak 25 orang tewas dalam gelombang aksi unjuk rasa anti-rezim yang baru-baru ini melanda beberapa kota di seluruh Iran, ujar pengadilan pada Ahad (14/1/2018) dengan 465 orang masih berada di dalam tahanan.
“Dua puluh lima orang, warga biasa dan pasukan kami sendiri, terbunuh selama masalah baru-baru ini,” ujar juru bicara pengadilan Gholamhossein Mohseni Ejeie, menurut laporan kantor berita Mizanonline.
“Tidak ada yang terbunuh oleh tembakan dari pasukan keamanan karena mereka diperintahkan untuk tidak menggunakan senjata mereka,” klaimnya.
Dia tidak memberikan rincian bagaimana anggota pasukan keamanan atau warga sipil terbunuh, termasuk enam pendemo yang tewas saat mencoba menyerang kantor polisi di provinsi Isfahan, lansir AFP.
Angka tersebut empat kali lebih banyak dari jumlah korban tewas yang diumumkan selama kerusuhan yang meluas di seluruh negeri antara 28 Desember hingga 1 Januari.
“Paling banyak, ada 465 orang yang ditangkap di seluruh negeri, menurut laporan kemarin, sementara sejumlah orang mungkin telah dibebaskan sejak saat itu,” kata Ejeie yang menambahkan bahwa jumlah tersebut termasuk di Teheran.
Sebelumnya, anggota parlemen Mahmoud Sadeghi mengatakan bahwa 3.700 telah ditangkap selama aksi protes, tanpa mengatakan berapa banyak yang kemudian dibebaskan.
Aksi demonstrasi merebak di Iran dimulai dari permasalahan ekonomi, namun dengan cepat berkembang menjadi demonstrasi melawan rezim Syiah Iran secara keseluruhan, dengan serangan terhadap gedung pemerintahan dan kantor polisi.
Rezim Syiah Iran telah mengatakan bahwa total 42.000 orang berpartisipasi dalam gelombang protes tersebut, sebuah angka yang sulit diverifikasi karena terbatasnya informasi dari provinsi-provinsi di mana sebagian besar demonstrasi berlangsung. (haninmazaya/arrahmah.com)