JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 500.000 ton untuk beras medium yang pasokannya disebut sedang langka. Meski kebijakan impor beras dipertanyakan sejumlah pihak, pemerintah mengaku memiliki alasan sehingga keran impor beras terpaksa dibuka kembali setelah dua tahun terakhir ini tak terdengar lagi diributkan.
Alasannya, pemerintah khawatir Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tak mampu mengendalikan harga beras ketika terjadi lonjakan harga jika pasokan tidak ditambah. Jadi beras impor hanya berfungsi sebagai cadangan yang dapat dimanfaatkan pada saat pasokan langka dan harga naik, seperti dilansir Sindonews, Sabtu (13/1/2018).
Beras impor itu berasal dari Vietnam dan Thailand dan diharapkan sudah masuk ke Indonesia pada akhir bulan ini.
Soal jadwal kedatangan beras impor, pemerintah beralasan bahwa pada akhir Januari diperkirakan akan terjadi kelangkaan pasokan beras karena panen petani bakal terealisasi pada Februari dan Maret. Jadi beras impor tersebut sebagai cadangan untuk mengatasi terjadinya kelangkaan pasokan beras.
Sedangkan menurut pengamat Pertanian, Khudori kepada KONTAN, sebagaimana dilansir Tribunnews, Jumat (12/1), keputusan impor beras ini dinilai sudah terlambat.
“Keputusan impor sudah terlambat karena akan masuk panen,” ujar Khudori, Jumat (12/1).
Impor yang direncanakan akhir Januari dinilai bisa tidak digunakan nantinya. Hal itu terjadi apabila saat Februari sudah masuk masa panen.
(ameera/arrahmah.com)