YERUSALEM (Arrahmah.com) – Ratusan warga Palestina yang tidak dapat melakukan perjalanan melakukan demonstrasi di depan Perbatasan Rafah pada Ahad (7/1/2018), Quds Press telah melaporkan.
Mereka meminta Otoritas Palestina dan Mesir untuk membuka gerbang penyeberangan tersebut, setidaknya untuk pelajar dan kasus kemanusiaan.
“Kami datang ke sini untuk mengirim pesan kepada pemerintah Palestina mengenai kesepakatan nasional, dan juga otoritas Mesir, bahwa mereka perlu untuk membuka Perbatasan Rafah untuk kasus darurat kemanusiaan dan para pelajar,” ungkap mahasiswa bernama Mohammed Nabil.
Para pemrotes mengangkat poster yang meminta penyeberangan tersebut dibuka sebelum mereka melakukan tindakan dengan cara mereka sendiri dan menerobos gerbang secara paksa.
Nabil, yang merupakan mahasiswa pascasarjana tersebut, mengatakan bahwa dia tidak dapat menghadiri kelasnya karena penutupan Rafah. Dia menunjukkan bahwa para pemrotes berencana mendirikan tenda untuk melakukan demonstrasi permanen di depan gerbang penyeberangan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Palestina, ada lebih dari 30.000 warga Palestina di Gaza yang perlu melakukan perjalanan dengan alasan mendesak.
Perbatasan Rafah adalah satu-satunya gerbang menuju ‘dunia’ bagi rakyat di Gaza. Gerbang ini telah ditutup sejak 2007 dan hanya dibuka sementara selama tiga, empat atau paling banyak lima hari setiap beberapa bulan, ketika ratusan orang berusaha untuk pergi. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi sebelum izin diberikan untuk bepergian.
Pada 12 Oktober tahun lalu, Mesir menengahi kesepakatan rekonsiliasi internal Palestina dan berjanji untuk membuka Perbatasan Rafah secara permanen, namun belum dilakukan. (althaf/arrahmah.com)