TEHERAN (Arrahmah.com) – Mantan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, ditangkap karena “menghasut kekerasan” saat puluhan ribu orang turun ke jalan untuk menggelar demonstrasi menentang pemerintah dan kenaikan harga pangan.
Aksi protes tersebut telah mengguncang Iran lebih dari sepekan, sebagaimana dilaporkan surat kabar Al-Quds Al-Arabi yang berbasis di London, Ahad (7/1/2018).
Menurut surat kabar tersebut, Ahmadinejad ditangkap karena pidatonya saat pawai pada 28 Desember di kota Bushehr, Iran barat.
Dia mengkritik rezim Iran dan Presiden Hassan Rouhani.
“Beberapa pemimpin saat ini abai terhadap masalah dan keprihatinan masyarakat, dan tidak tahu apa-apa tentang realitas masyarakat,” kata Ahmadinejad.
Dia juga menuding pemerintah “salah urus” dan mengkritik Rouhani yang mengganggap bahwa “merekalah para memiliki tanah sedangkan rakyatnya adalah masyarakat yang tidak tahu apa-apa”.
Berita tentang penangkapan Ahmadinejad datang saat Pengawal Revolusi Iran pada Ahad mengatakan bahwa demonstrasi telah berakhir dan menyalahkan Amerika Serikat, Inggris dan Israel atas kerusuhan yang terjadi di Iran.
“Orang-orang revolusioner Iran bersama puluhan ribu pasukan Basij, polisi dan Kementerian Intelijen telah memecahkan rantai (kerusuhan) itu,” kata Garda Revolusi Iran dalam sebuah pernyataan.
Demonstrasi di Iran meletus pada Ahad, pekan terakhir bulan Desember. Mereka memprotes kenaikan harga pangan dan kurangnya dukungan pemerintah terhadap kelas pekerja Iran.
(ameera/arrahmah.com)