TEHERAN (Arrahmah.com) – Organisasi Amnesti International mengatakan pemerintah Iran harus menjamin hak melakukan demonstrasi damai, menyelidiki laporan bahwa pasukan keamanan secara tidak sah menggunakan senjata api terhadap pengunjuk rasa yang tidak bersenjata dan menyerukan agar melindungi ratusan tahanan dari penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya.
“Pejabat penegak hukum memiliki hak untuk membela diri, dan bertugas untuk melindungi keselamatan masyarakat. Namun, laporan penggunaan senjata api terhadap demonstran yang tak bersenjata oleh aparat keamanan sangat mengganggu dan bertentangan dengan kewajiban hak asasi manusia Iran berdasarkan hukum internasional,” kata Philip Luther, Direktur Penelitian dan Advokasi Amnesti International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, lansir VOA.
Sedikitnya 21 orang tewas dalam demonstrasi itu.
Sementara itu, demonstrasi dilakukan di London, dekat kantor Perdana Menteri Inggris di Downing Street Nomor 10, sebagai aksi solidaritas terhadap demonstrasi anti-pemerintah di Iran.
Selama demonstrasi di London itu, sebuah permintaan diserahkan pada polisi di luar kantor Perdana Menteri itu, untuk mendukung baik demonstrasi maupun aspirasi rakyat Iran bagi perubahan yang demokratis di Iran.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan “berdasarkan statistik akurat yang dimiliki,” sekitar 42.000 orang ikut serta dalam demonstrasi di seluruh Iran.
Demonstrasi anti-pemerintah dimulai Kamis lalu di Masyhad dan menyebar ke kota-kota lain. Protes-protes itu mereda sehari sebelumnya.
Rusia mendesak Amerika agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Iran sementara negara itu diguncang hari-hari demonstrasi. Presiden Donald Trump mengirim cuitan di Twitter mendukung para pemrotes.
“Kami memperingatkan Amerika agar tidak mencampuri urusan internal Republik Islam Iran,” kata wakil menteri luar negeri Rusia Sergei Ryabkov kepada kantor berita Tass.
(ameera/arrahmah.com)