YERUSALEM (Arrahmah.com) – Puluhan ribu pemukim Yahudi diketahui telah menyerang Al-Aqsha pada 2017, Anadolu melaporkan pada Selasa (2/1/2018).
Direktur Departemen Wakaf Islam dan Urusan Al-Aqsha memberi gambaran pada Senin (1/1) bahwa 25.630 ekstrimis Yahudi yang terdokumentasikan telah terlibat dalam serangan di lokasi suci di Yerusalem yang diduduki tersebut.
“Jumlah ekstremis yang menyerang Masjid Al-Aqsha mencapai titik tertinggi tahun lalu,” kata Shaikh Azzam Al-Khatib. Dia mengemukakan bahwa pendapat yang diungkapkan oleh sejumlah rabbi yang menyerukan penyerangan di Masjid bisa menjadi alasan kenaikan tajam.
“Perlindungan resmi dari pasukan keamanan ‘Israel’ juga ada kaitannya dengan hal itu,” pejabat Palestina tersebut menambahkan.
Al-Khatib memperingatkan bahwa serangan tersebut, yang didukung oleh pemerintah “Israel”, dimaksudkan untuk mengubah status Masjid Al-Aqsha.
Setelah Perang Enam Hari 1967, Yordania diberi hak untuk menjaga tempat-tempat suci di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem.
Sejak tahun 2003, pasukan keamanan pendudukan “Israel” telah melindungi pemukim Zionis dan serangan mereka, yang biasanya terjadi melalui Gerbang Al-Magharbeh, yang terletak di Tembok Barat kompleks Masjid Al-Aqsha. “Israel” telah menguasai gerbang ini sejak 1967.
Otoritas Palestina dan Yordania telah meminta “Israel” untuk menghentikan penyerangan ini, namun pemerintah di Tel Aviv menolaknya. Pada 2016, lebih dari 16.000 pemukim ekstrimis Yahudi menyerang Masjid Al-Aqsha. Aksi tersebut cenderung meningkat jumlahnya dan semakin tinggi selama liburan Yahudi, ketika polisi “Israel” memberlakukan pembatasan ketat penggunaan masjid oleh jama’ah Muslim. (Althaf/arrahmah.com)