BAGHDAD (Arrahmah.com) – Klaim bahwa 20 pejabat Irak telah secara diam-diam mengunjungi “Israel” selama bertahun-tahun telah dibantah, Al-Quds.co.uk melaporkan pada Sabtu (30/12/2017).
Klaim tersebut dibuat oleh seorang akademisi “Israel” yang mengatakan kepada Russia Today bahwa orang-orang Arab “berusaha keras” untuk menormalisasi hubungan dengan negara Zionis tersebut.
Ia mengklaim bahwa Mithal Al-Alousi dan Ahmed Al-Jalabi mengunjungi “Israel” pada tahun 2007; Mish’an Lajbouri berkunjung pada tahun 2009; Hanan Al-Fatlawi tahun 2010; dan Hussein Al-Shahrastani pada tahun 2011.
“Ini,” kata akademisi tersebut, “adalah kemunafikan Irak.” Nama akademis yang sebenarnya tidak dapat diverifikasi.
Sementara itu, Irak membantah bahwa salah satu pejabatnya pernah mengunjungi “Israel”.
Menurut Atheel Al-Nujaifai, yang diduga telah mengunjungi “Israel” pada tahun 2008, klaim tersebut tidak berdasar.
“Ada kemungkinan bahwa laporan semacam itu tidak berarti apa-apa bagi orang-orang yang menerima normalisasi dengan ‘Israel’, tapi bagi saya, rakyat Irak dan rakyat Mosul, yang cinta terhadap Palestina dan Yerusalem dan telah besar dengan keyakinan agama, nasionalisme dan patriotisme, saya tidak bisa menerimanya,” bantah Al-Nujaifai.
Mantan gubernur Provinsi Ninawa di Irak utara ini bersikeras bahwa orang-orang sepertinya tidak dapat melupakan Palestina dan Yerusalem terlepas dari bencana yang mereka alami, dengan mengatakan: “Israel adalah alasan bagi semua krisis di kawasan ini dan menjalin kedekatan dengan negara tersebut adalah pengkhianatan terhadap negara, agama dan masyarakat.”
“Tanpa ragu, saya berharap bisa mengunjungi kota-kota di Palestina dan menikmati Yerusalem kami dan menunaikan shalat di Masjid Al-Aqsha. Namun rasanya, sungguh memalukan jika kunjungan tersebut diartikan sebagai dukungan bagi mereka yang melanggar tempat-tempat suci kami dan mengusir orang-orang kami di Palestina,” dia menambahkan. (althaf/arrahmah.com)