BEIJING (Arrahmah.com) – Dua pelajar Muslim Uighur tewas dalam tahanan polisi setelah mereka kembali ke wilayah Xinjiang dari Mesir tahun ini secara sukarela, Middle East Monitor melansir pada Jum’at (22/12/2017).
Para pelajar tersebut kembali ke Xinjiang setelah pemerintah Cina membuat seruan agar anggota kelompok etnis yang tinggal di luar negeri kembali ke kampung halaman mereka.
Menurut seorang warga Xinjiang, yang berbicara dengan Radio Free Asia, siswa Abdusalam Mamat dan Yasinjan, keduanya dari kota Korla, telah belajar di Universitas Islam Al-Azhar di Kairo sejak tahun 2015.
Otoritas Xinjiang mengeluarkan perintah awal tahun ini untuk warga Uighur yang tinggal di luar negeri agar kembali mendaftarkan diri, yang dilakukan Mamat pada bulan Januari tahun ini dan Yasinjan melakukannya pada bulan April.
Kedua pria tersebut ditangkap saat mereka tiba dan kemudian meninggal dalam tahanan polisi. Tidak ada penyakit yang bisa menyebabkan kematian mereka dan tidak jelas kapan mereka meninggal.
Sebuah tindakan keras terhadap kelompok minoritas Muslim China di Xinjiang meningkat tahun lalu setelah kepala Partai Komunis, Chen Quanguo, diangkat ke jabatan tersebut pada bulan Agustus. Banyak warga Uighur menghadapi represi yang tak terhitung setelah dituduh mengadopsi pandangan “ekstremis” dan “tidak benar secara politis” dan dikirim ke kamp-kamp pendidikan ulang dan penjara-penjara di seluruh Xinjiang.
Menurut Partai Komunis Korla desa Aq-Eriq, 23 orang saat ini ditahan di desa tersebut. Ini menegaskan bahwa Mamat dan Yasinjan telah meninggal “di penjara”.
Mamat adalah putra seorang imam di salah satu Masjid Besar di Xinjiang, dan Yasinjan adalah saudara kandung seorang perwira dari kantor polisi Charbagh Korla yang, terlepas dari perannya, bahkan tidak bisa “menyelamatkan nyawa saudaranya”.
Saudara laki-laki Yasinjan dilaporkan “dipecat dari pekerjaannya sebagai polisi sebelum kematian Yasinjan”. Saat itu, dia mulai menanyakan tentang penahanan Yasinjan.
Sekitar 20 siswa Uighur di Kairo masih hilang beberapa bulan setelah pihak berwenang Mesir meluncurkan kampanye yang menargetkan siswa yang tinggal di Kairo atas perintah otoritas Cina.
Lebih dari 200 orang Uighur telah ditahan sejak 4 Juli setelah mereka ditangkap di jalan-jalan Kairo dan di rumah mereka atau ditangkap di bandara saat mereka mencoba melarikan diri demi keamanan.
Banyak orang Uighur telah dideportasi ke Xinjiang di mana mereka kemungkinan menghadapi penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan di tangan pihak berwenang Xinjiang. (althaf/arrahmah.com)