WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat menangguhkan bantuan pangan dan bahan bakar untuk sebagian besar angkatan bersenjata Somalia terkait kekhawatiran korupsi, sebuah pukulan bagi militer saat pasukan “penjaga perdamaian” Afrika (AMISOM) mulai mundur bulan ini, MEMO melansir pada Kamis (14/12/2017).
Pasukan Uni Afrika (AMISOM) mendarat di Mogadishu satu dekade yang lalu untuk melawan kelompok mujahidin Asy-Syabaab yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan pasukan Somalia pada akhirnya harus mengambil alih tugas mereka.
Namun AS, yang juga mendanai pasukan AMISOM dengan jumlah 22.000 orang, mengklaim frustrasi karena pemerintah telah gagal membangun tentara nasional yang layak.
Para diplomat Somalia khawatir bahwa tanpa pasukan yang kuat, Asy-Syabaab dapat bangkit kembali.
Penangguhan bantuan AS terjadi setelah militer Somalia berulang kali gagal memperhitungkan anggaran makanan dan bahan bakar, menurut korespondensi pribadi antara pemerintah Amerika dan Somalia yang ditayangkan oleh Reuters.
“Selama diskusi terakhir antara Amerika Serikat dan Pemerintah Federal Somalia, kedua belah pihak sepakat bahwa Tentara Nasional Somalia telah gagal memenuhi standar pertanggungjawaban atas bantuan AS,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri kepada Reuters pekan lalu, tanpa menyebut nama.
“Kami menyesuaikan bantuan AS dengan unit SNA, kecuali unit yang menerima beberapa bentuk bimbingan, untuk memastikan bahwa bantuan AS digunakan secara efektif dan untuk tujuan yang telah ditetapkan,” kata pejabat tersebut.
Penundaan bantuan AS ini dinilai sejumlah pihak datang pada saat yang sensitif. Angkatan AU – yang beranggotakan pasukan dari Burundi, Djibouti, Ethiopia, Kenya dan Uganda – dijadwalkan berangkat pada 2020. 1.000 tentara pertama akan mengakhiri tugas mereka pada akhir 2017.
Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington akan terus mendukung unit pasukan khusus Somalia kecil yang dibimbing oleh personil AS dan akan bekerja sama dengan pemerintah Somalia untuk menyetujui kriteria yang dapat memulihkan dukungan bagi unit lain.
“Memang benar bahwa beberapa kekhawatiran telah muncul mengenai bagaimana dukungan digunakan dan didistribusikan. Pemerintah federal bekerja untuk mengatasi hal tersebut,” Menteri Pertahanan Somalia, Mohamed Mursal, mengatakan kepada Reuters.
AS juga menangguhkan sebuah program yang membayar uang tebusan bulanan sebesar $ 100 pada bulan Juni setelah pemerintah federal menolak untuk berbagi tanggung jawab dalam menerima pembayaran dengan pasukan regional yang memerangi Asy-Syabaab.
Washington telah menghabiskan $ 66 juta selama tujuh tahun terakhir untuk perang di negara Afrika ini. (althaf/arrahmah.com)