KOLOMBO (Arrahmah.com) – Polisi Sri Lanka mengatakan pada Sabtu (18/11/2017) bahwa 19 orang ditangkap pasca kekerasan rasial yang melanda bagian selatan negara itu atas bentrokan antara mayoritas umat Buddha dan minoritas Muslim.
Jurubicara polisi Ruwan Gunasekara mengatakan, empat orang terluka dalam serangan yang terjadi pada Jumat malam di daerah sekitar kota selatan Galle. Rumah, pertokoan dan kendaraan rusak akibat kekerasan, meski tingkat kerusakannya masih belum diketahui.
Jam malam pun diberlakukan hingga Sabtu pagi.
“Batalyon polisi tambahan, Satgas Khusus Polisi, regu anti-huru hara dan militer dipanggil semalam untuk mengendalikan situasi,” kata Menteri Hukum dan Perundang-undangan Sagala Ratnanayake dalam sebuah pernyataan.
Lebih dari 1.000 petugas keamanan dikerahkan pada siang hari pada hari Sabtu di daerah tersebut.
Bentrokan serupa pada tahun 2014 di kota selatan Aluthgama berlangsung lebih dari empat hari, menyebabkan empat korban tewas dan lebih dari 500 toko dan rumah rusak.
Budha Sinhala membentuk 75 persen populasi Sri Lanka yangberjumlah 20 juta jiwa, sementara Muslim membentuk 9 persen. Meskipun hubungan antara masyarakat umumnya bersahabat, umat Islam telah menjadi korban kebencian dan bisnis mereka diserang oleh kelompok-kelompok radikal Sinhala dalam beberapa tahun terakhir.
(ameera/arrahmah.com)