ANKARA (Arrahmah.com) – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta maaf kepada Kepala Jenderal Militer Turki Hulusi Akar dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Halifax Kanada karena telah menempatkan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Mustafa Kemal Atatürk dalam daftar ‘musuh’ dalam latihan militer. Penempatan tersebut dianggap sebagai penghinaan, ungkap sumber militer pada Jumat (17/11/2017) malam, lansir media Turki, Daily Sabah.
“Stoltenberg juga meminta kepada Panglima Akar untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada Presiden Erdogan,” ungkap pernyataan tersebut, dan menambahkan bahwa sebuah penyelidikan telah diluncurkan oleh pihak berwenang Norwegia mengenai kasus tersebut.
Akar menekankan dalam pertemuan itu bahwa penyelidikan harus “ekstensif,” dan menambahkan bahwa mereka yang mencoba mengeksploitasi NATO untuk agenda mereka sendiri seharusnya tidak diizinkan untuk merusak kerja sama antar sekutu NATO.
Sebelumnya pada hari Jumat, Presiden Erdogan mengumumkan bahwa Turki telah menarik 40 tentaranya dari latihan NATO yang telah direncanakan setelah namanya dan gambar Mustafa Kemal Atatürk digunakan dalam “daftar musuh” selama latihan tersebut.
Pasca ucapan Erdoğan itu, NATO mengatakan bahwa ada dua kasus terpisah yang terjadi sehubungan dengan Erdoğan dan Atatürk.
Awalnya, seorang teknisi menggunakan gambar Atatürk yang dia temukan secara online untuk mewakili barisan musuh. Setelah petugas Turki mengkonfirmasi insiden tersebut, teknisi tersebut dipecat dari jabatannya.
Insiden lainnya melibatkan petugas Norwegia asal Turki, yang membuat akun Erdoğan palsu di jaringan media sosial internal NATO dan mengirim komentar anti-aliansi atas nama presiden Erdoğan. Setelah mengkonfirmasi kejadian tersebut dengan perwira Turki di komando angkatan laut, petugas yang bertanggung jawab atas insiden tersebut juga dipecat.
(ameera/arrahmah.cm)