TEL AVIV (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan “Israel” gilad Erdan memutuskan untuk membentuk pasukan polisi khusus beranggotakan 200 orang yang dikerahkan di kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, menurut laporan media “Israel”.
“The Temple Mount Unit akan dilengkapi dengan teknologi canggih dan akan mengumpulkan informasi intelejen untuk ‘melindungi’ pengunjung situs suci,” klaim Erdan dikutip harian The Jerusalem Post.
“Unit akan mencakup sekitar 200 polisi, dimana 100 orang akan direkrut secara khusus tahun depan,” lanjutnya.
Menteri “Israel” mengklaim rencananya datang sebagai hasil dari penarikan kesimpulan menyusul baku tembak di kompleks Masjid pada Juni lalu di mana dua polisi “Israel” tewas. Tiga warga Palestina juga tewas dalam baku tembak tersebut, lansir Daily Sabah pada Rabu (1/11/2017).
“Israel” menduduki Yerusalem Timur di mana Al-Aqsha terletak, selama Perang Arab-“Israel” di tahun 1967. Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional, mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibukota abadi negara Yahudi.
Sebelumnya, ketegangan juga sempat terjadi di lokasi tersebut setelah “Israel” memasang detektor logam dan kamera pengawas di pintu gerbang kompleks, namun akhirnya dibongkar kembali. Protes dan kerusuhan meletus pada hari-hari setelah “Israel” memasang detektor logam, dengan bentrokan juga pecah di Kota Tua Yerusalem, di Tepi Barat yang diduduki dan di Jalur Gaza.
Tujuh warga Palestina terbunuh akibat bentrokan tersebut, di samping puluhan orang lainnya yang terluka. Tiga orang “Israel” juga tewas dalam sebuah serangan di pemukiman ilegal di Tepi Barat. (haninmazaya/arrahmah.com)