YANGON (Arrahmah.com) – Pemerintah Myanmar telah mengklaim hanya 84 orang telah terbunuh di Maungdaw di Negara Bagian Rakhine sejak 25 Agustus, awal dari serangkaian kekerasan terbaru di wilayah tersebut.
Orang-orang yang tewas termasuk Muslim, Hindu, etnis Arakan, Daignet, Mro, dan pasukan keamanan, media Myanmar mengklaim pada Rabu (27/9/2017), mengutip sebuah pernyataan dari Komite Informasi pemerintah.
Pernyataan tersebut juga mengklaim 44 orang hilang sampai Selasa (26/9).
Lebih dari 480.000 orang Rohingya, penduduk Muslim di negara bagian Rakhine, telah melintasi perbatasan ke Bangladesh sejak tentara Myanmar melancarkan serangan balik pasca serangan perlawanan para gerilyawan terhadap pasukan keamanan di Rakhine pada 25 Agustus.
Para pengungsi telah menggambarkan laporan mengerikan tentang tindakan keras tentara terhadap etnis minoritas tersebut. Mereka menuduh genosida, pemerkosaan, serangan pembakaran dan bentuk penyiksaan lainnya yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar.
Pemerintah Myanmar menuduh media internasional membesar-besarkan laporan terkait situasi di Rakhine.
Media internasional juga mempertanyakan pernyataan pemerintah Myanmar yang dikendalikan oleh militer bahkan setelah kemenangan pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi dalam pemilihan 2015.
Suu Kyi juga menghadapi kritik karena tidak menyebutkan situasi Rohingya dalam pidatonya.
Dia mengklaim dalam sebuah pidato pada tanggal 5 September bahwa kekerasan di Rakhine telah dihentikan.
Namun kelompok hak asasi manusia kemudian mengatakan bahwa serangan pembakaran berlanjut di Rakhine. Mereka menunjukkan gambar satelit yang mendukung dugaan mereka.
Dari Bangladesh, asap terlihat naik dari sisi perbatasan Myanmar.
Menurut pernyataan Rabu (27/9), total 163 orang telah terbunuh sejak serangan pemberontak terhadap pos polisi pada Oktober tahun lalu.
Sebanyak 91 orang hilang pada periode tersebut, kata pernyataan tersebut.
Sebelumnya, pihak berwenang Myanmar mengklaim telah menemukan sebuah kuburan massal orang-orang Hindu yang diduga dibunuh oleh ‘Rohingya’. Pihak berwenang mengatakan bahwa ada 45 mayat orang Hindu.
Mengutip data resmi yang dikeluarkan oleh militer, Reuters melaporkan pada 1 September bahwa hampir 400 orang meninggal dalam sepekan saat tentara Myanmar meningkatkan tindakan keras tanpa pandang bulu terhadap Rohingya. (althaf/arrahmah.com)