DOHA (Arrahmah.com) – Sebuah organisasi ulama Islam pada Kamis (7/9/2017) mengatakan bahwa ummat Islam berkewajiban untuk membantu Muslim Rohingya yang melarikan diri dari genosida di negara bagian Rakhine di Myanmar dengan kemampuan mereka dan menyeru negeri-negeri Muslim untuk memberlakukan boikot terhadap Myanmar.
Dalam sebuah pernyataan, Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) yang berbasis di Doha, meminta para pemimpin untuk melakukan upaya politik untuk melindungi Rohingya dan badan-badan bantuan untuk memberikan bantuan kepada minoritas yang ditindas di Myanmar, lansir Daily Sabah.
IUMS yang terdiri dari para ulama dari seluruh dunia, mengatakan bahwa seluruh Masjid perlu membahas masalah ini selama khutbah Jum’at.
“Situasi di Arakan [negara bagian Rakhine] memalukan bagi seluruh dunia dan pemerintahan, institusi, politisi, intelektual dan para ulama. Ribuan orang terbunuh dan terlantar dan tidak ada yang menangisinya,” ujar Sekjen Syeikh Ali Al-Qaradaghi.
Menurut PBB, 164.000 Muslim Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh, saat puluhan ribu lainnya mengungsi akibat kekerasan terbaru.
Dalam sebuah tindakan keras yang dilakukan Oktober lalu di distrik Maungdaw, PBB mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan-termasuk bayi dan anak kecil-serta penyiksaan.
Laporan tersebut menemukan bukti pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan Myanmar yang mengindikasikan kejahatan terhadap kemanusiaan. (haninmazaya/arrahmah.com)