YANGON (Arrahmah.com) – Salah satu partai dominan di Myanmar, Partai Solidaritas dan Pembangunan (USDP), mengeluarkan pernyataan keras pada 26 Agustus yang mengecam “teroris ekstremis Bengali” dan pendukung mereka karena meluncurkan “serangan kejam” di negara bagian Rakhine, seperti dilaporkan oleh Elevenmyanmar.com pada Senin (28/8/2017).
“Mereka yang mendorong dan memberikan bantuan kepada ‘teroris ekstremis Bengali’, mereka yang mengorganisir tindakan ‘teroris’, mereka yang memberikan dana untuk ‘teroris ekstremis Bengali’, mereka yang membantu ‘teroris ekstremis Bengali’ untuk melakukan kekerasan dan semua pihak yang terlibat dalam serangan ‘eroris’ sangat dikecam,” klaim pernyataan tersebut, dengan menggunakan istilah yang menyiratkan bahwa komunitas Rohingya di Myanmar terdiri dari imigran ilegal dari Bangladesh.
“‘Teroris ekstremis Bengali’ meluncurkan serangkaian serangan terorganisir di 30 pos polisi di Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung dan di batalyon lokal di desa Taung Baza dengan memanfaatkan momen yang tidak terduga, menyebabkan 11 petugas keamanan, termasuk 10 petugas polisi dan seorang tentara pemerintah, ditambah beberapa petugas kesehatan, tewas. Sembilan penjaga keamanan dan banyak orang yang tidak bersalah menderita luka-luka, dan enam senjata hilang,” lanjut pernyataan USDP tersebut.
“Serangan terorganisir dengan baik oleh ‘teroris ekstremis Bengali’ terjadi setelah laporan akhir Komisi Penasihat Negara Rakhine dikeluarkan. Sekarang, Komite Sentral Anti Terorisme telah mengumumkan Pasukan Penyelamat Arakan Rohingya (ARSA) sebagai organisasi teroris. Mereka yang mendorong, mendukung dan membantu kekerasan juga dianggap sebagai teroris. Lebih banyak tentara dan polisi pemerintah telah ditempatkan di tempat yang banyak dihuni oleh orang Bengali,” kata sebuah pengumuman dari Kantor Penasihat Negara Myanmar kemarin (27/8).
USDP merupakan partai oposisi yang merupakan penerus dari Asosiasi Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDA) yang dipimpin oleh mantan presiden Myanmar terakhir, Thein Sein. (althaf/arrahmah.com)