WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat sedang membahas pemberian dukungan tambahan kepada militer Filipina untuk memerangi militan Islam di selatan Filipina, kata seorang pejabat pertahanan AS pada Selasa (8/8/2017).
AS kemungkinan besar akan menambah drone sebagai dukungan tambahan kepada militer Filipina untuk memerangi militan Islam di selatan, kata seorang pejabat pertahanan AS pada Selasa (8/8).
AS akan meningkatkan kemampuan penggunaan pesawat tak berawak dan pelatihan untuk pasukan lokal, kata pejabat tersebut.
Pesawat tak berawak, pada dasarnya, dapat digunakan untuk melakukan serangan, pejabat tersebut menambahkan, meskipun hanya untuk membela diri dalam rangka melindungi pasukan AS atau mitra kerja.
“Tidak penting untuk mengetahui untuk apa mereka (drone) ada di sana. Mereka ada untuk ISR dan mendukung sejumlah operasi,” kata pejabat tersebut, menggunakan akronim untuk intelijen, pengawasan dan pengintaian.
Departemen Pertahanan Nasional Filipina mengklaim bahwa tidak ada diskusi mengenai penggunaan pesawat tak berawak AS untuk menyerang “kelompok teroris” yang diilhami oleh ISIS
Juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Chris Logan, mengatakan semua bantuan militer di Filipina dilakukan atas permintaan pemerintah.
“Kami menghormati kedaulatan Filipina, dan kami tidak melakukan tindakan sepihak di Filipina,” klaimnya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah meminta anggota parlemen untuk menyetujui perekrutan lebih dari 20.000 tentara untuk mengatasi ancaman keamanan yang meningkat menyusul pengepungan kota di selatan.
Hampir 700 orang tewas di kota Marawi, selatan Filipina, menurut hitungan resmi, dalam dua bulan pertempuran melawan kelompok bersenjata yang telah berjanji setia kepada ISIS.
Menlu AS, Rex Tillerson, pada Senin (7/8) menyebut krisis di Marawi sebagai “situasi tragis” dan mengatakan bahwa pasukan AS menyediakan pesawat pengintai dan saran penting bagi pasukan Filipina dalam pertempuran di sana.
AS telah bertahun-tahun memberikan informasi intelijen pada Filipina dan memiliki antara 300 dan 500 operasi khusus dan pasukan reguler yang ditempatkan di negara ini. (althaf/arrahmah.com)