KAIRO (Arrahmah.com) – Pemerintah Mesir mengumumkan strategi “keluarga berencana” nasional untuk “mengendalikan” pertumbuhan yang tinggi di negara tersebut, surat kabar Al-Ahram melaporkan.
Menteri Kesehatan mesir Ahmed Emad Al-Din mengklaim bahwa pertumbuhan penduduk “yang mengkhawatirkan” di negara tersebut telah mendorong kementerian untuk meluncurkan strategi nasional baru untuk keluarga berencana, yang bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan penduduk dari 128 juta menjadi 112 juta pada tahun 2030.
“Strategi baru ini terdiri dari beberapa inisiatif yang dilaksanakan oleh para pemimpin pedesaan di 18 gubernur, termasuk cara inovatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ‘resiko’ kenaikan populasi,” klaimnya.
12.000 pemimpin desa di Mesir saat ini bekerja di bawah pengawasan kementerian untuk mendidik para wanita tentang praktik kesehatan dan layanan penitipan anak.
“Setiap lima detik, bayi baru lahir di Mesir,” ujar menteri tersebut.
Pada Senin (31/7/2017), Presiden Mesir Abdul Fattah Al-Sisi mengatakan dalam sebuah acara yang diadakan di Kota Iskandariyah, Mesir, bahwa “peningkatan populasi merupakan tantangan serius seperti melawan terorisme.”
Dalam pidatonya tersebut, ia meminta warga Mesir untuk tidak memiliki lebih dari tiga anak.
Pada Mei lalu, Al-Sisi mengumumkan bahwa pemerintahannya tengah mempertimbangkan sebuah rencana untuk mendorong keluarga berencana, meminta warga Mesir untuk mendukung rencana negara dengan klaim guna mengurangi tingkat kemiskinan negara tersebut.
Menurut Badan Pusat Statistik untuk Badan Mobilisasi dan Statistik Umum (CAMPAS), jumlah penduduk Mesir di dalam dan di luar negeri melebihi 100 juta orang pada April lalu. (fath/arrahmah.com)