KAIRO (Arrahmah.com) – Kelompok Ikhwanul Muslimin di Mesir telah mengutuk dua serangan mematikan yang menewaskan tujuh orang, termasuk dua orang asing, Anadolu Agency melaporkan pada Sabtu (15/7/2017).
Sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah kendaraan polisi di Kairo pada Jumat (14/7), menewaskan lima polisi. Dua turis berkewarganegaraan Jerman juga ditikam sampai tewas di kota Hurghada Laut Merah.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (15/7), IM mengatakan bahwa pertumpahan darah tersebut terlarang.
IM mengkritik kegagalan pihak berwenang Mesir untuk mengambil tindakan yang cukup untuk mengamankan fasilitas dan wisatawan asing di negara ini.
Gerakan Islam terbesar di Mesir ini menjadi sasaran tindakan keras keamanan sejak tahun 2013 ketika militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden terpilih pertama yang dipilih secara bebas.
Sementara itu, Ikhwanul Muslimin mencela tindakan “Israel” yang menutup masjid Al Aqsha di Yerusalem setelah baku tembak di dekat tempat suci tersebut yang menyebabkan lima orang tewas.
Tiga warga Palestina dan dua polisi Israel tewas dalam bentrokan bersenjata di dekat kompleks al Aqsha, Jumat (15/7). Setelah serangan tersebut, pihak berwenang Israel menutup lingkungan al Aqsha dan membatalkan shalat Jum’at yang biasa diselenggarakan di sana.
Israel menduduki Yerusalem timur sejak Perang Timur Tengah 1967. Otoritas Zionis ini kemudian mencaplok kota tersebut pada tahun 1980, mengklaim bahwa seluruh Yerusalem merupakan ibukota “abadi” negara Yahudi – sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (althaf/arrahmah.com)