JAKARTA (Arrahmah.com) – Produser Jakarta Melayu Festival Geisz Chalifah menyebut film pendek ‘Kau Adalah Aku yang Lain’ (KAAL) karya sutradara Anto Galon sebagai pemenang Police Movie Festival IV 2017 yang digelar oleh Polri adalah sebuah karya seni berupa sinematografi yang buruk
Menurutnya inti dari film pendek tersebut, justru terletak pada adegan dan dialog yang menyudutkan agama Islam.
“Apapun dalihnya, penggalan adegan dan dialog tokoh ‘Si Mbah’ dalam film tersebut telah mendiskreditkan umat Islam di Indonesia. Islam bisa ditafsirkan sebagai agama yang intoleran. Padahal, dalam kenyataan sehari-hari, adegan dan dialog seperti itu tidak pernah terjadi di Indonesia,” papar Geisz,
Ironisnya, tambah dia, meski terang benderang adegan dan dialog pada film itu menyakiti umat Islam di Indonesia, film ‘Kau Adalah Aku yang Lain’ justru mendapat penghargaan sebagai juara pertama pada ajang Police Movie Festival (PMF) ke-4 yang dihelat Divisi Humas Polri.
Entah tim juri atau si pemberi penghargaan tak faham film yang baik/buruk atau sedari awal memang sudah punya niat untuk menyudutkan Islam. Sangat terasa aneh jika film bernuansa SARA ini bisa lolos dari seleksi bahkan hingga dinyatakan sebagai juara, menyisihkan 240 film lainnya yang masuk panitia.
“Kedunguan memang tak memiliki batas,” sentil Geisz Chalifah
Budayawan Geisz Chalifah, menilai narasi film maupun plot cerita mencerminkan kedunguaan yang luar biasa dari sang sutradara. Bila polisi memberi penghargaan untuk film itu maka segeralah kita sadar bahwa aparat negeri ini memang tak memiliki akal sehat alias tidak waras.
“Islam yang intoleran dalam film itu tidak menggambarkan watak umat Islam sebenarnya, melainkan mengekspresikan watak setan si pembuatnya,” tutup Geisz, sebagaimana dilansir Swamedium Jumat (30/6/2017)
(azm/arrahmah.com)