ZAMBOANGA (Arrahmah.com) – Sedikitnya 70 polisi Filipina masih dinyatakan hilang sejak bentrokan terjadi di antara pasukan keamanan dan kelompok yang terkait ISIS bulan lalu, kata seorang perwira senior pada Senin (12/6/2017).
Puluhan petugas dari provinsi Lanao di Mindanao masih belum terhitung sejak pertempuran terjadi di Kota Marawi pada 23 Mei.
Polisi yang hilang telah memberikan dukungan kepada tentara yang memerangi ratusan gabungan kelompok militan Maute dan Abu Sayyaf yang dipimpin oleh Isnilon Hapilan dan saudara laki-laki Maute, yang didukung oleh anggota-anggota ISIS asing.
“Kami belum memperhitungkan semuanya, tapi kami terus mencarinya. Kami tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, tapi penghitungan terakhir kami adalah 70 orang di Lanao,” Inspektur Reuben Theodore Sindac, direktur polisi untuk Daera Otonom di Mindanao mengatakan di stasiun radio dzMM pada Senin sebagaimana dilansir AA.
Ketika ditanya apakah polisi yang hilang disandera oleh militan Maute, Sindak menjawab: “Kami tidak mengabaikan kemungkinan mereka disandera.”
Sindac mengatakan, para perwira tersebut kemungkinan terjebak di Marawi setelah para ekstremis mengambil alih beberapa instalasi vital dan melancarkan pengepungan terhadap penduduk.
Ia juga mengatakan beberapa polisi mungkin telah gagal melaporkan tugas karena jalan tertutup.
Pihak militer mengatakan pertempuran di Kota Marawi memasuki hari ke-21 pada Senin dengan 191 gerilyawan yang terkait ISIS, 29 warga sipil dan hampir 60 orang tentara pemerintah terbunuh.
Sabtu lalu, pasukan pemerintah Filipina mengalami kerugian tunggal terbesar dalam serangan yang hampir sebulan ketika 13 Marinir, termasik dua perwira junior meninggal dan puluhan lainnya terluka dalam baku tembak 16 jam. (fath/arrahmah.com)