PUNTLAND (Arrahmah.com) – Mujahidin Asy-Syabab mengontrol sebuah pangkalan militer di wilayah otonom Puntland di utara Somalia pada Kamis (8/6/2017) di tengah konflik Somalia yang masih memanas, menurut laporan yang dilansir Long War Journal.
Sebelumnya, Mujahidin Asy-Syabab telah berhasil mengontrol beberapa pangkalan militer milik tentara Somalia dan Uni Afrika.
Aparat keamanan Somalia mengatakan kepada Garowe Online bahwa lebih dari 30 tentara Puntland tewas dan sejumlah lainnya diduga ditangkap ketika Asy-Syabab menyerang sebuah pangkalan di Af Urur yang terletak di pegunungan Galgala. Dikatakan bahwa Mujahidin Asy-Syabab sepenuhnya menguasai pangkalan itu dan menyita senjata-senjata, amunisi, dan peralatan militer lainnya.
Menurut data yang didapatkan oleh SITE Intelligence group, Mujahidin Asy-Syabab mengkonfirmasi serangan tersebut. Menurut Asy-Syabab, 61 tentara tewas dalam serangan tersebut, termasuk tiga perwira dan menyita 16 kendaraan militer dan sejumlah senjata beserta amunisinya.
Pegunungan Galgala dikatakan telah lama menjadi basis kuat Asy-Syabab, di mana diperkirakan sekitar 300 anggota Asy-Syabab beroperasi militer.
Perjuangan Asy-Syabab di Somalia terus berlanjut meskipun mereka dikepung oleh tentara Somalia dan Uni Afrika yang jumlahnya lebih banyak. Perjuangan Asy-Syabab dikenal pelan, tetapi berangsur-angsur menguasai kota-kota dan desa-desa Somalia.
Khawatir dengan kebangkitan Asy-Syabab, pemerintahan Donald Trump memperluas otoritas militer AS untuk menargetkan kelompok tersebut dengan “presisi tambahan.” Di masa pemerintahan Obama, Komando AS-AFRIKA (AFRICOM) telah menargetkan senior-senior Asy-Syabab dan basis mereka dalam serangan drone dan serangan udara konvensional. Selain itu, pesawat militer AS akan menargetkan Mujahidin Asy-Syabab di saat pasukan AS mendampingi pasukan Somalia dalam penyerangan, tetapi menyembunyikan aktivitas itu dengan kedok misi “tembakan defensif.”
(siraaj/arrahmah.com)