JOHANNESBURG (Arrahmah.com) – Sebuah sekolah negeri terkemuka di kota Johannesburg, Afrika Selatan, pada Senin (5/6/2017) membatalkan dikeluarkannya kartu konsesi untuk memungkinkan akses siwi yang mengenakan hijab, setelah kemarahan publik.
Menteri Pendidikan Panyaza Lesufi mengonfirmasi bahwa sekolah tinggi Northcliff memutuskan untuk membatalkan keputusannya setelah orang tua dan aktivis memprotes tentang kebijakan yang diskriminatif itu, lansir WB pada Selasa (6/6).
Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa ia telah memanggil kepala sekolah yang pada gilirannya setuju untuk menarik kartu konsesinya.
Menurutnya, selama 20 tahun terakhir, sekolah tersebut telah mengeluarkan kartu konsesi untuk penyimpangan seragam sekolah, yang mencakup siswa yang memelihara jenggotnya, sepatu kets atau orang-orang yang memiliki masalah kesehatan.
“Saya menjelaskan kepadanya [kepala sekolah] mengenai efek negatif dan memecah belah yang kini tercermin di mata publik,” ujar Lesufi.
Aktivis Yusuf Abramjee mengatakan bahwa ia telah mengangkat masalah ini setelah mendapat perhatian dari orang tua.
Abeedah Adams, orang tua dari salah satu siswi yang mendapatkan kartu, memposting keluhan di Twitter dan mengatakan putrinya harus membawa kartu konsesi setiap hari sehingga ia diizinkan mengenakan hijabnya di sekolah.
Dia membandingkan praktik tersebut dengan sistem apharteid di mana orang kulit hitam Afrika Selatan harus memiliki izin yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain tanpa ditangkap.
Abramjee dan para orang tua menyambut baik keputusan tersebut dan berterima kasih kepada menteri pendidikan karena bertindak cepat dalam masalah ini.
Konstitusi Afrika Selatan menghormati kebebasan beribadah dan melarang segala bentuk diskriminasi berdasarkan praktik keagamaan.
Jumlah penduduk Muslim sekitar 2 persen dari lebih dari 50 juta penduduk Afrika Selatan. Muslim terlibat dalam semua sektor ekonomi Afrika Selatan. (haninmazaya/arrahmah.com)