LIBANON (Arrahmah.com) – Seorang anggota milisi Syiah asal Libanon, “Hizbullah” mengungkapkan untuk pertama kalinya kebenaran mengenai militer Iran dan pasukan Garda Revolusi, menekankan bahwa mereka rasis dan superior bagi yang lainnya.
“Hizbullah” bersama militer Iran dan Garda Revolusi telah terlibat pertempuran demi membela rezim Asad sejak 2013, membunuh dan memaksa warga Suriah untuk pergi. Ribuan militan dari kelompok tersebut telah tewas dalam pertempuran melawan faksi-faksi pejuang Suriah, lansir ElDorar AlShamia.
“Pasukan Iran dan pejuang Garda Revolusi bertindak seolah-olah mereka adalah master dalam pertempuran, seolah-olah ‘Hizbullah’ adalah perusahaan swasta yang beroperasi di bawah perintah mereka,” ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa hubungan “Hizbullah” dengan pemimpin Iran adalah “hubungan hierarkis yang diperintahkan oleh kepresidenan, tidak seperti yang terlihat sebagai hubungan kepentingan bersama, antara partai dan Iran tidak ada pertukaran kepentingan”.
Ia menyimpulkan, hubungan antara partainya dan kepemimpinan di Iran sebagai “perintah yang harus dilaksanakan untuk mencapai sebuah rencana umum yang melayani Iran dan melayani partai secara otomatis”, memberikan kekuatan posisi Iran di kawasan dengan setiap kemenangan.
Ia menunjukkan bahwa pejuang “Hizbullah” mengeluh setelah “melihat sikap negatif Iran dengan kami, sampai mengancam kehidupan kami, militer Iran melakukan kecerobohan dalam posisi militer, dan tidak mematuhi perintah pemimpin kelompok Libanon”.
“Seringkali kami dihadapkan pada pendeteksian posisi kami dan untuk menembak, ketika pejuang Iran meninggalkan posisi tempurnya dan mengambil keputusan individual untuk lebih banyak melakukan penetrasi di suatu daerah, kami tidak mengetahui seberapa amannya hal itu,” ia menambahkan.
“Tentara Iran tidak menghormati bahkan petinggi Libanon, dan sejumlah petugas mengajukan banyak keluhan kepada pemimpin karena perilaku orang-orang Iran, namun tanggapan tidak sesuai harapan.” (haninmazaya/arrahmah.com)